Buku Jejak Peradaban Desa Kuno di Lereng Utara Gunung Kelud: Tinjauan Sejarah

Oleh : Deni Kurniawan As'ari, M.Pd. | Sekjen Agerlip PGM Indonesia



Judul Buku : Jejak Peradaban Desa Kuno di Lereng Utara Gunung Kelud: Tinjauan Sejarah

Penulis:  M. Maghfur Qumaidi,.S.Sos.,.S.Pd., M.Si. (Pengurus Pusat Agerlip PGM Indonesia) 


Buku baru karya M. Maghfur Qumaidi,.S.Sos.,.S.Pd., M.Si. (Pengurus Pusat Agerlip PGM Indonesia) kembali hadir. Buku ini mengupas tuntas, beragam bukti  sejarah, bahwa di wilayah lereng Utara Gunung Kelud terdapat peradaban yang cukup tinggi. Menurut penulisnya Gunung Kelud bukan hanya menampilkan keindahan alamnya yang eksotis. Namun letusannya dapat meluluhlantakkan daerah-daerah di sekitarnya. 


"Selain itu, terdapat legenda yang cukup mashur, yakni "Penghianatan Cinta putri Kediri Dewi Kilisuci terhadap Lembusura (sosok Manusia berkepala Sapi) dan Mahesa Sura (Sosok Manusia Berkepala Kerbau)." Dalam kekecewaannya kedua makhluk itu murka, hingga mengutuk wilayah kekuasaan Kediri. "Kediri dadi Kali, dan Blitar dadi latar," terang Maghfur. 


Dalam pandangan Maghfur, situs-situs peninggalan kerajaan di sekitar wilayah tersebut tak banyak ditemukan, karena tiap letusannya, mengubur bangunan berpuluh-puluh meter, bahkan hingga ratusan meter.


Raja Jaya Baya, yang terkenal dengan raman-ramalannya, juga tak banyak meninggalkan jejak. Bekas kebesarannya juga tertimbun tanah. Namun, dalam kurun  waktu terakhir, telah bermunculan situs-situs peninggalan bekas kejayaan kerajaan yang pernah menghuni wilayah tersebut, baik Kediri, Majapahit, maupun Kalingga. Misalnya saat penggalian tanah di desa Adan adan  ditemukan bangunan candi yang cukup megah. Bahkan ada yang memperkirakan lebih besar dari Candi Borobudur di Magelang Peninggalan Dinasti Syailendra. Belum lagi penemuan patirtan kuno di desa Siman, serta masih banyak lagi.


Di sisi lereng utara gunung Kelud, tepatnya di desa Keling, disinyalir juga desa tua yang telah melewati beberapa zaman. Pada Abad ke 6 M hingga ke 7 M, sebelum hijrah ke Jawa Tengah, Kerajaan Kalingga berada di lokasi tersebut.


Keyakinan itu, telah ditulis oleh (alm) KH Agus Sunyoto, sekitar tahun 2000-an di sebuah koran harian. Data sejarah tentang Kerajaan Kalingga dapat digali dari prasasti, cerita rakyat, dan catatan pengelana dari Tiongkok


"Catatan Fa Hin dan I Shing menyebut Kalingga dengan Ho Ling dan lokasinya berada di Pacialung dengan ibu kota Chop’o atau Kepung sekarang," pungkasnya.


Previous Post Next Post