Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag.
Setiap bulan Ramadhan tiba, umat Islam meyakini
bahwa setan dibelenggu. Namun, jika kita masih saja dipenuhi pikiran
negatif—dendam, iri hati, cemas berlebihan, atau merasa hidup tak adil—maka
siapakah yang sebenarnya sedang menggoda kita? Jika setan dikurung, tetapi kita
masih terus berpikiran buruk, bukankah itu berarti kita sendiri yang telah
menjadi setan bagi diri kita?
Setan Pikiran Negatif
Dalam Islam, setan adalah musuh nyata manusia. Ia
membisikkan keraguan, menanamkan kebencian, dan mengobarkan emosi negatif.
Namun, tahukah kita bahwa setan tidak hanya berbentuk makhluk gaib? Pikiran
negatif yang terus kita pelihara pun bisa menjadi "setan" dalam diri
kita. Bahkan, psikologi modern menguatkan konsep ini. Pikiran negatif yang
dibiarkan tumbuh akan membentuk pola pikir destruktif yang mempengaruhi cara
kita melihat dunia.
Misalnya, di bulan Ramadhan, seseorang yang berpuasa
merasa lapar dan melihat temannya menikmati hidangan berbuka yang lebih mewah.
Jika ia membiarkan pikirannya dipenuhi rasa iri, hatinya akan dipenuhi
kegelisahan. Ia mulai berpikir, "Kenapa rezeki saya tak seperti dia?
Kenapa hidup saya selalu sulit?" Pikiran ini berbahaya, karena akan
menimbulkan ketidakpuasan, memperburuk rasa syukur, dan menjauhkan diri dari
ketenangan. Padahal, Islam mengajarkan bahwa puasa bukan hanya menahan lapar
dan dahaga, tetapi juga menahan hawa nafsu, termasuk nafsu berpikir negatif.
Latihan Melawan Setan Pikiran
Dalam bulan penuh berkah ini, kita punya kesempatan
emas untuk berlatih melawan setan dalam diri kita. Bagaimana caranya?
- Sadari
Pikiran Negatif. Saat
muncul rasa iri, marah, atau curiga, berhentilah sejenak dan tanyakan pada
diri sendiri: Apakah ini suara setan dalam pikiranku? Kesadaran ini
adalah langkah pertama untuk mengendalikan diri.
- Ganti
dengan Pikiran Positif. Rasulullah SAW bersabda: Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah berkata baik atau diam.
Jika terlintas pikiran buruk, alihkan dengan pikiran baik. Misalnya, jika
melihat teman mendapatkan rezeki lebih, ucapkan dalam hati, "Alhamdulillah,
semoga Allah memberkahinya dan memberiku rezeki yang lebih baik."
- Berlatih
Husnudzan (Berprasangka Baik). Ketika seseorang tidak membalas pesan kita atau
terlihat cuek, jangan langsung berpikir buruk. Mungkin ia sedang sibuk,
mungkin sedang menghadapi masalah. Dengan melatih prasangka baik, kita
akan lebih damai.
- Perbanyak
Dzikir dan Istighfar. Pikiran negatif melemahkan hati, tetapi dzikir
menguatkan jiwa. Setiap kali merasa terbebani oleh pikiran buruk,
perbanyak istighfar: Astaghfirullahal ‘adzim. Ini bukan sekadar
kalimat, tetapi juga terapi jiwa yang menenangkan.
- Berbuat
Baik Tanpa Mengharap Balasan. Kadang, pikiran negatif muncul karena kita
merasa tidak dihargai. Jika kita memberi tanpa mengharap imbalan, hati
kita akan lebih ringan dan jauh dari pikiran buruk.
Ramadhan adalah madrasah jiwa. Jika kita masih
membiarkan pikiran negatif merajalela, kita telah menjadi "setan"
bagi diri sendiri. Mari gunakan bulan suci ini untuk melatih diri agar selalu
berpikir positif, karena pikiran yang baik akan membawa kebahagiaan,
ketenangan, dan keberkahan. Jangan biarkan setan dalam diri menang, karena
sejatinya, musuh terbesar kita bukanlah yang di luar, melainkan yang ada dalam
pikiran kita sendiri.
Post a Comment