Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag
Libur panjang kembali menyapa dunia pendidikan
Indonesia. Berdasarkan Surat Edaran Bersama (SE SKB) 3 Menteri yakni Menteri
Agama, Menteri Ketenagakerjaan, dan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi hari Senin tanggal 12 Mei 2025 ditetapkan sebagai hari
libur nasional dalam rangka Hari Raya Waisak.
Sementara itu, Selasa tanggal 13 Mei 2025
ditetapkan sebagai cuti bersama secara nasional. Terkait hal ini, Humas MTsN 2
Garut bergerak cepat dengan menerbitkan pemberitahuan resmi kepada seluruh
warga madrasah agar memahami dan menindaklanjuti informasi tersebut dengan
baik.
Langkah cepat ini menunjukkan komitmen MTsN 2 Garut
dalam mendukung kebijakan nasional sekaligus menjaga kelancaran komunikasi
internal madrasah. Tidak hanya sebagai pengumuman formal, pemberitahuan
tersebut juga menjadi sarana edukasi bahwa kebijakan libur nasional harus
diikuti dengan pengelolaan waktu belajar yang bijak dan produktif.
Adanya libur dua hari berturut-turut tentu menjadi
kabar menggembirakan bagi sebagian besar siswa dan guru. Waktu istirahat yang
cukup dianggap mampu memulihkan semangat dan energi setelah melewati rangkaian
pembelajaran padat, apalagi di tengah persiapan menghadapi Penilaian Akhir
Tahun (PAT) yang biasanya berlangsung di bulan Juni.
Namun di sisi lain, terlalu banyak jeda tanpa arah
bisa menurunkan ritme belajar dan menumpuk beban pembelajaran di hari-hari
berikutnya jika tidak diantisipasi dengan strategi yang tepat.
Inilah pentingnya manajemen waktu dan perencanaan
pembelajaran yang solutif dari para guru. Humas MTsN 2 Garut dalam
keterangannya menyampaikan bahwa setelah libur, kegiatan belajar mengajar akan
kembali berjalan normal pada hari Rabu, 14 Mei 2025.
Diharapkan seluruh siswa hadir seperti biasa, menjaga
disiplin, dan tidak memperpanjang libur secara sepihak. Sikap ini penting
ditanamkan untuk melatih tanggung jawab siswa terhadap waktu dan tugas mereka.
Di balik libur ini, ada pula pesan nilai toleransi dan
keberagaman yang harus disampaikan. Libur nasional Hari Raya Waisak merupakan
wujud penghormatan negara terhadap umat Buddha yang merayakan hari suci mereka.
Di lingkungan madrasah, momen ini bisa dijadikan
sebagai titik masuk pembelajaran nilai-nilai moderasi beragama, toleransi, dan
hidup berdampingan dalam keragaman keyakinan. Guru PAI, SKI, bahkan guru Bahasa
Indonesia bisa memanfaatkan topik ini dalam materi reflektif atau diskusi di
kelas.
Tak hanya siswa, para guru dan tenaga kependidikan pun
mendapat kesempatan untuk merefleksikan praktik mengajar, menyusun ulang
strategi belajar-mengajar, dan mempersiapkan administrasi pembelajaran
menjelang akhir tahun.
Waktu dua hari libur ini bisa dimaksimalkan sebagai
waktu untuk mengisi ulang semangat profesionalisme dan memperkuat kolaborasi
antar guru dalam menyusun kegiatan literasi, projek P5RA, atau penilaian
formatif.
Namun, tidak semua pihak melihat libur ini sebagai
berkah. Beberapa orang tua siswa menyuarakan kekhawatiran bahwa libur terlalu
panjang bisa membuat anak terlena, apalagi jika tidak ada pengawasan di rumah.
Untuk mengantisipasi hal ini, beberapa guru telah
menginisiasi penugasan ringan berupa refleksi ibadah harian, membaca satu buku
pendek, atau menyusun jadwal belajar pribadi. Langkah ini diyakini bisa menjaga
ritme belajar tanpa memberi beban berlebihan selama liburan.
MTsN 2 Garut sebagai lembaga pendidikan yang adaptif
terus berkomitmen menghadirkan solusi di setiap kebijakan. Libur nasional bukan
alasan untuk lengah, tapi peluang untuk menyegarkan semangat, memperkuat nilai,
dan menjaga kesinambungan pembelajaran.
Pemberitahuan yang cepat, jelas, dan ramah seperti
yang disampaikan Humas MTsN 2 Garut menjadi bukti bahwa madrasah tidak hanya
paham regulasi, tetapi juga tanggap terhadap dinamika sosial, psikologis, dan
akademik peserta didiknya.
Wilujeng berlibur untuk seluruh civitas madrasah.
Semoga liburan ini tidak hanya jadi jeda, tetapi juga jadi ruang untuk
menguatkan niat, semangat, dan arah pendidikan kita.
Post a Comment