Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab. Muaro Jambi
Ketua
III Forkom Ormas Jambi
1
Muharram 1447 Hijriyah adalah penanda awal tahun baru dalam kalender Islam.
Bukan sekadar pergantian angka tahun, tetapi merupakan momentum spiritual dan
historis yang sarat makna. Dalam sejarah Islam, tahun Hijriyah ditandai oleh
peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW dari Makkah ke Kota Madinah. Sebuah tonggak
penting transformasi dakwah, perubahan sosial, dan penegakan nilai-nilai
keadilan dan kemanusiaan dalam masyarakat.
Makna
1 Muharram
Bagi
umat Islam, 1 Muharram bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga sebagai momentum
penting, yaitu:
a.
Hijrah spiritual:
Berpindah dari keburukan menuju kebaikan, dari lalai menuju sadar, dari maksiat
menuju taat.
- Introspeksi diri:
Menilai kembali amal ibadah dan akhlak selama setahun yang lalu.
- Perencanaan masa
depan: Menyusun rencana kehidupan yang
lebih baik sesuai nilai Islam.
Refleksi
untuk Umat Islam di Indonesia
Sebagai
negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki tanggung
jawab moral dan spiritual untuk menjadikan momen 1 Muharram. Diharapkan ini
sebagai sarana untuk:
- Memperkuat persatuan
umat
Dalam keberagaman suku, budaya, dan organisasi
keagamaan, umat Islam di Indonesia perlu kembali meneladani ukhuwah yang
dibangun Nabi di Madinah. Hijrah adalah tentang persaudaraan antara Muhajirin
dan Anshar. Refleksinya adalah memperkuat solidaritas antarumat.
- Hijrah menuju
perbaikan karakter dan akhlak
Tantangan zaman modern seringkali melemahkan nilai
moral. Tahun baru Islam menjadi titik tolak memperbaiki kejujuran, etos kerja,
disiplin, serta semangat menebar kebaikan.
- Memperkuat ketahanan
spiritual generasi muda
Refleksi Muharram juga seharusnya menyentuh generasi
muda Islam. Dengan banyaknya arus globalisasi dan hedonisme digital, penguatan
spiritualitas menjadi benteng utama.
- Meneguhkan peran
Islam dalam pembangunan bangsa
Semangat hijrah bisa diaktualisasikan dalam bentuk
kontribusi nyata umat dalam bidang pendidikan, ekonomi, dan sosial. Umat Islam
di Indonesia perlu terus hijrah dari sikap reaktif menjadi produktif dan
solutif.
- Merajut kembali
nilai-nilai keislaman dalam kehidupan sehari-hari
Muharram adalah bulan yang mulia (asyhurul hurum). Refleksi keislaman hendaknya menyentuh aspek
ibadah, sosial, bahkan politik yang adil dan beradab.
1
Muharram 1447 H adalah momen penting untuk menggerakkan kembali semangat
perubahan umat. Jika hijrah Nabi adalah momentum membangun peradaban, maka
hijrah umat Islam di Indonesia hari ini bisa dimulai dengan memperkuat akhlak,
memperbaiki sistem pendidikan Islam, mengentaskan kemiskinan, dan menjaga
ukhuwah islamiyah. Mari jadikan tahun baru Hijriyah ini sebagai titik balik
menuju umat yang lebih baik, bermartabat, dan berperan aktif dalam membangun
negeri.
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di
madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan
bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis
organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi,
yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty
telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen
pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di
Indonesia. |
Post a Comment