Oleh : Teddy Hermansyah, S.Pd
(Wakamad Akademik MTsN 7 Majalengka dan Anggota
Bidang Penulisan Artikel Populer Agerlip PGM Indonesia)
Bupati Majalengka, Drs H Eman Suherman MM
secara resmi meluncurkan gerakan shubuh berjamaah di Masjid Agung Al-Imam
Majalengka. Dalam kegiatan tersebut, Bupati Eman bersama sang istri, Hj Iim
Mutmainah Suherman turut melaksanakan salat shubuh berjamaah. Hadir dalam
kesempatan itu Penjabat Sekretaris Daerah (Pj Sekda) Aeron Randi AP MP, Kepala
Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Majalengka H Gatot
Sulaeman, serta sejumlah pejabat lainnya.
Acara
peluncuran ini juga diisi dengan tausiah oleh Pimpinan Pondok Pesantren
At-Tadzkir Pasanggrahan, Kecamatan Maja, KH. Didin Misbahudin.
Dalam sambutannya, Bupati Eman
menyampaikan bahwa salah satu janji politiknya adalah mendorong kehidupan
beragama di Kabupaten Majalengka agar lebih baik, atau dalam istilah Sunda,
langkung sae. Ia menyebutkan bahwa sebelumnya telah diluncurkan gerakan serupa
bagi para ASN, yakni Gerakan Salat Dhuha sebelum memulai aktivitas kerja, yang
bahkan diperluas hingga ke tingkat RT dan RW. Bupati bersyukur karena pada
peluncuran Gerakan Subuh Akbar Berjamaah ini, Masjid Agung Al-Imam dipenuhi
oleh jamaah hingga empat saf. “Semoga dengan gerakan salat subuh berjamaah ini,
pintu keberkahan bagi Kabupaten Majalengka terbuka,” ujarnya.
Apa Makna dari Majalengka Langkung Sae?
Langkung Sae ini adalah sebuah semboyan,
semangat dan menjadi visi ke depan. Eman menuturkan, visi langkung sae tersebut
sejalan dengan pemikiran yang dipegang selama ini. Menurutnya, untuk memajukan
suatu wilayah tidak perlu saling menjatuhkan. Kita semua termasuk warga Majalengka
ingin menanamkan kebaikan dan kebahagiaan bersama-sama demi adanya suatu perubahan.
Langkung sae pada dasarnya sama dengan
hadist Rasulullah SAW yang mengatakan jika ingin menjadi manusia yang
beruntung, cirinya kalau hari ini harus lebih baik dari hari kemarin. Ia
berharap, momentum ini dapat menjadi ajang mempererat tali silaturahmi dan
menumbuhkan semangat kebersamaan. Kita harus ingat pesan orang tua kita agar
bangun lebih pagi dan jangan kalah dengan suara ayam berkokok,” tambahnya.
Sementara itu pengasuh pondek pesantren
At-Tadzkir KH. Didin Misbahudin dalam tausiahnya mengingatkan agar salat subuh
berjamaah tidak hanya dilakukan pada hari Ahad, tetapi bisa dijadikan kebiasaan
setiap hari. “Salat subuh berjamaah memiliki keutamaan yang luar biasa,
pahalanya sebanding dengan ibadah haji dan umrah bahkan lebih berharga dari
alam semesta ini,” ungkapnya. Ia menambahkan bahwa salat subuh berjamaah juga
menjadi pembeda antara seorang mukmin sejati dan orang yang memiliki ciri-ciri
kemunafikan. “Salat yang paling berat bagi umat Islam adalah salat isya dan
salat subuh,” jelasnya.
Post a Comment