Oleh: Adib Nur Aziz, Guru MTsN 7 Sleman
Perpustakaan merupakan salah satu sarana
utama yang wajib ada di setiap madrasah, di samping ruang kelas, ruang guru,
ruang UKS, laboratorium dan tempat ibadah. Keberadaannya sangat berarti karena
menjadi tempat disimpannya berbagai jenis buku yang merupakan sumber belajar
utama untuk para siswa. Apalagi di zaman ini, di mana literasi menjadi arus
utama dalam dunia pendidikan. Maka posisi perpustakaan menjadi semakin kuat dan
sangat penting.
Namun demikian, kita perlu melakukan
refleksi dengan keberadaan perpustakaan di madrasah di masa ini. Berapa banyak
siswa di madrasah yang memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber belajar. Berapa
banyak buku yang dipinjam oleh para siswa dalam setiap harinya. Bagaimana
kondisi manajemen pelayanannya. Ada
banyak pertanyaan yang bisa kita ungkapkan untuk menjadi bahan evaluasi
semua pengampu kepentingan di madrasah.
Fakta di lapangan sangat beragam. Di
tengah rutinitas harian pembelajaran di kelas, para siswa hanya memiliki
sedikit waktu untuk beristirahat. Waktu yang sedikit itu lebih banyak
dihabiskan oleh para siswa untuk membeli jajanan di kantin kemudian dimakan di
ruang kelas.Mereka tidak sempat bermain atau mengunjungi perpustakaan karena
waktunya memang terbatas. Sehingga sangat wajar bila buku kunjungan pembaca
perpustakaan tidak banyak terisi.
Ada permasalahan lain yang muncul di kalangan para siswa. Budaya membaca buku tampaknya masih harus digaungkan. Minat para siswa untuk membaca buku, baik fiksi maupun non-fiksi terasa masih kurang. Mereka lebih tertarik mendapatkan informasi dari layar HP, yang menawarkan beragam saluran berita, informasi dan hiburan sekaligus. Daya baca buku yang rendah di kalangan para siswa ini harus menjadi perhatian serius para guru.
Para
pengelola perpustakaan mendapatkan tantangan yang tidak mudah dalam kondisi
ini. Tidak sedikit buku-buku yang dipajang di rak-rak perpustakaan berdebu
karena sudah lama tidak disentuh oleh para pembaca. Ruang perpustakaan menjadi
salah satu tempat yang sepi di madrasah. Hal ini harus diubah dengan upaya yang
sungguh-sungguh. Perpustakaan harus dioptimalkan perannya dalam arus besar
gerakan literasi. Man jadda wajada!
Post a Comment