Mengkondisikan Murid Mengikuti Shalat Berjama’ah

 

Oleh: Adib Nur Aziz, Guru MTsN 7 Sleman

 

          Dalam satu hari, para murid bisa melaksanakan shalat berjama’ah di masjid madrasah sebanyak tiga kali, yaitu shalat dhuha, shalat zhuhur dan shalat ‘ashar. Hal ini adalah kegiatan rutin yang diikuti oleh para murid di madrasah. Namun demikian, meskipun merupakan kegiatan rutin harian di madrasah, pelaksanaan kegiatan shalat berjama’ah bukanlah hal yang mudah untuk dilaksanakan.


Ada banyak faktor yang membuat kegiatan shalat berjama’ah di masjid madrasah bukanlah hal yang mudah. Di antaranya adalah jumlah siswa yang sangat banyak, yang bisa mencapai angka 500-600 murid di setiap madrasah. Hal ini mengakibatkan antrian panjang ketika mereka akan berwudhu. Di samping itu, latar belakang para murid yang sangat beragam membuat mereka belum semuanya memahami bagaimana adab yang tepat ketika berada di masjid atau ketika akan melaksanakan shalat berjama’ah di masjid madrasah.


Oleh karena itu, para murid perlu dikondisikan agar bisa mengikuti kegiatan rutin pelaksanaan shalat dhuha. Ada beberapa langkah yang bisa dilaksanakan oleh madrasah untuk mengkondisikan para murid. Pertama adalah guru yang ditunjuk atau dijadwal sebagai imam shalat hendaknya datang lebih awal di masjid madrasah. Selanjutnya guru tersebut bisa memanfaatkan microfon yang ada di masjid untuk menyampaikan pengumuman kepada para murid bahwa kegiatan shalat berjama’ah akan segera dimulai atau bahwa adzan tanda masuk waktu shalat akan segera dikumandangkan.


Kedua, setelah adzan dikumandangkan, atau bahkan sebelum adzan dikumandangkan, hendaknya para guru yang ditunjuk sebagai pendamping kegiatan shalat untuk segera merapat ke masjid madrasah. Para murid perlu diatur oleh para guru pendamping dengan jumlah yang memadai, agar mereka bisa duduk dengan tenang, sambil menunggu adzan dikumandangkan. Bila jumlah guru pendamping sedikit, maka dampaknya adalah para murid menjadi tidak tertangani secara optimal ketika berada di masjid.


Yang ketiga, waktu luang yang ada, sejak para murid berkumpul di masjid hingga iqamat dikumandangkan sebagai tanda akan dimulainya shalat, hendaknya dimanfaatkan untuk membaca dzikir atau  melantunkan do’a-do’a harian. Guru yang dijadwal sebagai pendamping shalat dhuha bisa memimpin para murid untuk mengulang hafalan Al-Qur’an yang dimiliki atau memimpin untuk membaca dzikir. Hal ini sangat bermanfaat bagi murid karena membuat mereka semakin hafal bacaan surat-surat yang ada di dalam Al-Qur’an. Man jadda wajada!

Post a Comment

Previous Post Next Post