Jejak Takdir: Antologi Tentang Kematian

 



Oleh: Nyai Herawati, S.E., S.Pd.I., M.Pd

1. Jejak Takdir

Setiap langkah yang kita pijak adalah perjalanan menuju kepastian. Kematian bukanlah pilihan, melainkan janji yang telah ditetapkan sejak awal penciptaan. Tak ada tempat bersembunyi, tak ada celah untuk lari. Ajal adalah tamu yang pasti datang, tanpa peduli waktu dan keadaan.

"Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan." (QS. Al-Ankabut: 57)

2. Detik-Detik yang Terhitung

Kita hidup dalam hitungan waktu yang semakin berkurang. Setiap hembusan napas mendekatkan kita pada batas akhir. Namun, kebanyakan dari kita masih terlena oleh dunia, seolah-olah kematian hanyalah dongeng yang jauh dari kenyataan.

"Dan tiap-tiap umat mempunyai ajal (batas waktu). Maka apabila telah datang ajalnya, mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya." (QS. Al-A’raf: 34)

3. Di Manapun, Kematian Akan Menemukan Kita

Tak peduli sejauh apa seseorang melangkah, seberapa kuat benteng yang dibangun, atau seberapa besar kekayaan yang dikumpulkan—kematian tetap akan datang. Ia hadir tanpa aba-aba, tak memandang usia atau keadaan.

"Di mana saja kamu berada, kematian akan mendapatkan kamu, kendatipun kamu di dalam benteng yang tinggi lagi kokoh." (QS. An-Nisa: 78)

4. Peringatan bagi yang Hidup

Rasulullah صلى الله عليه وسلم mengingatkan kita untuk selalu mengingat pemutus segala

kenikmatan: kematian. Sebab, ia bukanlah akhir, melainkan awal perjalanan menuju kehidupan abadi. Hanya amal dan perbuatan yang akan menjadi bekal, sementara dunia hanyalah persinggahan sementara.

"Perbanyaklah mengingat pemutus kenikmatan, yaitu kematian." (HR. Tirmidzi No. 2307, Hasan Shahih)

5. Warisan Sejati

Saat seseorang meninggal, segala hal yang ia banggakan di dunia akan sirna. Namun, ada tiga hal yang tidak akan terputus meski jasad telah terkubur: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, dan doa anak yang saleh. Itulah warisan sejati yang akan terus mengalir meski diri telah tiada.

"Jika seseorang meninggal dunia, maka terputuslah amalannya kecuali tiga perkara: sedekah jariyah, ilmu yang bermanfaat, atau anak saleh yang mendoakannya." (HR. Muslim No. 1631)

6. Kematian, Guru Kehidupan

Bagi yang memahami, kematian bukanlah hal yang menakutkan, melainkan guru kehidupan yang mengajarkan tentang kesederhanaan, makna berbagi, dan pentingnya mempersiapkan diri untuk kehidupan setelah mati.

Maka, sebelum waktunya tiba, mari kita bertanya pada diri sendiri: sudahkah kita siap?

Tulisan ini kupersembahka buat diriku sendiri, dan pembaca yang budiman, semoga dapat menjadi pengingat bahwa kehidupan di dunia hanyalah persinggahan, dan kematian adalah kepastian yang harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya.

Post a Comment

Previous Post Next Post