(36) Modul Kespro Ala Islam, Relevankah untuk Santri dan Siswa Madrasah? Apa yang Diuji di Hotel Selama 5 Hari Ini?

 Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag.

Apa jadinya jika pendidikan kesehatan reproduksi dibalut dengan perspektif keislaman yang santun, kontekstual, dan mendidik? Inilah yang sedang diuji oleh 20 tokoh pendidik dan pengasuh pesantren serta madrasah di Garut selama lima hari, sejak Senin (21/4) hingga Jumat (25/4) di Hotel Santika Cipanas Garut.

Kegiatan ini merupakan bagian dari Uji Keterbacaan dan Uji Coba Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi Berperspektif Islam (Modul 2) yang difasilitasi oleh Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI) bekerja sama dengan Kementerian Agama Kabupaten Garut.

Kegiatan ini bukan sekadar diskusi, tetapi juga observasi mendalam dan simulasi penerapan modul terhadap target pembelajaran yang nyata: santri dan siswa madrasah. Dalam surat tugas bernomor 1364/Kk.10.05/04/2025 yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Kemenag Garut, Dr. H. Saepulloh, S.Ag., M.Pd.I, disebutkan bahwa kegiatan ini penting sebagai bagian dari proses penyempurnaan modul sebelum digunakan secara luas di lembaga pendidikan Islam.

Siapa Saja yang Terlibat?

Nama-nama besar dalam dunia pendidikan madrasah dan pesantren di Garut turut hadir, antara lain:

  • Dr. H. Surya Mulyana, M.Ag., Kepala Seksi Pendidikan Madrasah
  • Drs. Aceng D. Usnaeni, S.Pd.I., Kepala MTs Ma’arif Cilageni
  • Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag guru MTsN 2 Garut yang dikenal aktif di bidang literasi
  • Para pengawas pembina madrasah dan pengasuh pondok pesantren dari berbagai kecamatan di Kabupaten Garut.

Tidak ketinggalan, tokoh-tokoh pengelola Pontren Darul Ulum, Al Furqon, dan Persis Rancabango juga hadir untuk memberikan masukan dari sudut pandang pesantren sebagai basis pendidikan Islam yang khas.

Apa yang Diuji dari Modul Ini?

Modul ini tidak hanya menyampaikan materi biologi atau kesehatan secara teknis, tetapi mengintegrasikan nilai-nilai Islam, norma lokal, dan pendekatan yang sensitif terhadap usia serta jenjang pendidikan. Fokus uji keterbacaan mencakup:

  • Bahasa yang mudah dipahami siswa
  • Kesesuaian materi dengan usia dan karakteristik remaja madrasah
  • Nilai-nilai Islam yang tidak menggurui, tapi membimbing
  • Isu gender dan hak remaja dalam bingkai syariah

Uji coba modul mencakup praktik pengajaran, analisis respon siswa, dan evaluasi penerimaan guru terhadap pendekatan yang digunakan.

Kenapa Ini Penting?

Di tengah tantangan moral remaja yang makin kompleks, modul kespro berperspektif Islam menjadi alternatif penting agar guru dan ustaz tidak bingung saat harus membahas isu-isu krusial seperti pubertas, relasi sehat, dan perlindungan dari kekerasan seksual. Modul ini diharapkan menjadi jembatan antara kebutuhan edukasi modern dan nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.

Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua YGSI dalam surat undangannya, modul ini merupakan bagian dari gerakan nasional untuk memperkuat pendidikan karakter dan kesehatan remaja berbasis agama.

Apa Solusinya Jika Modul Belum Sempurna?

Dari hasil uji lapangan ini, diharapkan akan muncul:

  • Rekomendasi perbaikan modul sebelum pencetakan massal
  • Panduan bagi guru dan ustaz agar mampu menyampaikan materi sensitif dengan cara yang aman, empatik, dan sesuai nilai Islam
  • Kurikulum tambahan atau muatan lokal di madrasah yang bisa mengadopsi pendekatan ini

Peserta yang telah mengikuti kegiatan ini diwajibkan melaporkan hasil dan rekomendasinya kepada pimpinan masing-masing, sebagaimana tercantum dalam surat tugas resmi.

Inisiatif ini adalah langkah maju untuk menghadirkan pendidikan kespro yang Islami, relevan, dan aplikatif di madrasah dan pesantren. Semoga modul ini bisa menjadi alat strategis untuk mencetak generasi yang sehat, berakhlak, dan melek nilai.

Post a Comment

Previous Post Next Post