Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag.
Apa jadinya jika pendidikan kesehatan reproduksi
dibalut dengan perspektif keislaman yang santun, kontekstual, dan mendidik?
Inilah yang sedang diuji oleh 20 tokoh pendidik dan pengasuh pesantren serta
madrasah di Garut selama lima hari, sejak Senin (21/4) hingga Jumat (25/4) di
Hotel Santika Cipanas Garut.
Kegiatan ini merupakan bagian dari Uji
Keterbacaan dan Uji Coba Modul Pendidikan Kesehatan Reproduksi Berperspektif
Islam (Modul 2) yang difasilitasi oleh Yayasan Gemilang Sehat Indonesia (YGSI)
bekerja sama dengan Kementerian Agama Kabupaten Garut.
Kegiatan ini bukan sekadar diskusi, tetapi juga
observasi mendalam dan simulasi penerapan modul terhadap target pembelajaran
yang nyata: santri dan siswa madrasah. Dalam surat tugas bernomor
1364/Kk.10.05/04/2025 yang ditandatangani oleh Kepala Kantor Kemenag Garut, Dr.
H. Saepulloh, S.Ag., M.Pd.I, disebutkan bahwa kegiatan ini penting sebagai
bagian dari proses penyempurnaan modul sebelum digunakan secara luas di lembaga
pendidikan Islam.
Siapa Saja yang Terlibat?
Nama-nama besar dalam dunia pendidikan madrasah dan
pesantren di Garut turut hadir, antara lain:
- Dr. H.
Surya Mulyana, M.Ag., Kepala Seksi Pendidikan Madrasah
- Drs.
Aceng D. Usnaeni, S.Pd.I., Kepala MTs Ma’arif Cilageni
- Nurul
Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag guru MTsN 2 Garut yang dikenal aktif di bidang
literasi
- Para
pengawas pembina madrasah dan pengasuh pondok pesantren dari berbagai
kecamatan di Kabupaten Garut.
Tidak ketinggalan, tokoh-tokoh pengelola Pontren Darul
Ulum, Al Furqon, dan Persis Rancabango juga hadir untuk memberikan masukan dari
sudut pandang pesantren sebagai basis pendidikan Islam yang khas.
Apa yang Diuji dari Modul Ini?
Modul ini tidak hanya menyampaikan materi biologi atau
kesehatan secara teknis, tetapi mengintegrasikan nilai-nilai Islam, norma
lokal, dan pendekatan yang sensitif terhadap usia serta jenjang pendidikan.
Fokus uji keterbacaan mencakup:
- Bahasa
yang mudah dipahami siswa
- Kesesuaian
materi dengan usia dan karakteristik remaja madrasah
- Nilai-nilai
Islam yang tidak menggurui, tapi membimbing
- Isu
gender dan hak remaja dalam bingkai syariah
Uji coba modul mencakup praktik pengajaran, analisis
respon siswa, dan evaluasi penerimaan guru terhadap pendekatan yang digunakan.
Kenapa Ini Penting?
Di tengah tantangan moral remaja yang makin kompleks,
modul kespro berperspektif Islam menjadi alternatif penting agar guru dan ustaz
tidak bingung saat harus membahas isu-isu krusial seperti pubertas, relasi
sehat, dan perlindungan dari kekerasan seksual. Modul ini diharapkan menjadi
jembatan antara kebutuhan edukasi modern dan nilai-nilai keislaman yang
rahmatan lil ‘alamin.
Sebagaimana disampaikan oleh Wakil Ketua YGSI dalam
surat undangannya, modul ini merupakan bagian dari gerakan nasional untuk
memperkuat pendidikan karakter dan kesehatan remaja berbasis agama.
Apa Solusinya Jika Modul Belum
Sempurna?
Dari hasil uji lapangan ini, diharapkan akan muncul:
- Rekomendasi
perbaikan modul sebelum pencetakan massal
- Panduan
bagi guru dan ustaz agar mampu menyampaikan materi sensitif dengan cara
yang aman, empatik, dan sesuai nilai Islam
- Kurikulum
tambahan atau muatan lokal di madrasah yang bisa mengadopsi pendekatan ini
Peserta yang telah mengikuti kegiatan ini diwajibkan
melaporkan hasil dan rekomendasinya kepada pimpinan masing-masing, sebagaimana
tercantum dalam surat tugas resmi.
Inisiatif ini adalah langkah maju untuk menghadirkan
pendidikan kespro yang Islami, relevan, dan aplikatif di madrasah dan
pesantren. Semoga modul ini bisa menjadi alat strategis untuk mencetak generasi
yang sehat, berakhlak, dan melek nilai.
Post a Comment