Yang Mulia Sultan Jambi Daarul Haq Sayid Fuad Abdurrahman dalam Giat Haul Kubro ke-121: Menjunjung Nilai Luhur Budaya Jambi.

 


Oleh: Dr. ATy Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd

Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi

Pengawas MA Kab. Muaro Jambi

 

 

Tebo, 27 April 2025 — Di bawah langit yang cerah, dengan semangat kekeluargaan yang terjalin erat antar warga Jambi, Sultan Jambi Daarul Haq Sayid Fuad Abdurrahman, merupakan generasi ke empat dari Sultan Thaha Syaifuddin, menggelar Haul Kubro ke-121 di situs makam yang terletak di Kabupaten Tebo, Provinsi Jambi. Makam tampak rapid an bersih terawat dengaan baik. Acara ini baru pertama diselenggarakan. Diharapkan di amsa mendatang akan menjadi atau sebagai agenda peringatan rutin. Dalam rangka memberikan suatu penghormatan bagi Sultan Thaha Syaifuddin, seorang tokoh yang dikenal akan perjuangannya dalam mempertahankan kemerdekaan dan melestarikan adat serta budaya Jambi.

Dengan tema "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Adat Bersendikan Syara', Syara' Bersendikan Kitabullah," Haul Kubro ke-121 kali ini berlangsung penuh khidmat dan penuh dengan nilai-nilai luhur budaya daerah Jambi yang dijunjung tinggi. Acara ini mencerminkan harmoni antara ajaran agama dan tradisi lokal yang telah mengakar kuat di masyarakat Jambi.

Mengenang Perjuangan dan Warisan Para Pendahulu

Haul Kubro merupakan momen penting bagi masyarakat Jambi untuk mengenang jasa-jasa para pemimpin dan ulama yang telah membangun tanah Jambi. Sultan Thaha Syaifuddin, sebagai sultan yang dikenal dengan keberaniannya dalam memperjuangkan kemerdekaan dan membela hak-hak rakyat, menjadi simbol perjuangan bagi masyarakat Jambi. Peringatan ini juga menjadi ajang refleksi bagi generasi sekarang untuk menjaga dan meneruskan perjuangan mereka dalam berbagai aspek kehidupan, baik agama, budaya, maupun sosial.

Acara ini diawali dengan pembacaan pembacaan Alfatihah, Yasin, Tahlil dan Doa, kata sambutan, tausiah, tabur bunga dan penyerahan buku yang saya tulis oleh Putra Legowo pada situs ziarah di makam Sultan Thaha Syaifuddin. Selain itu, berbagai tokoh adat, ulama, dan pejabat daerah juga turut serta dalam mengenang perjuangan Sultan Thaha Syaifuddin yang memberikan kontribusi besar dalam menjaga keutuhan wilayah Jambi, sekaligus mempertahankan identitas budaya dan agama yang menjadi dasar kehidupan masyarakat Jambi.

Sambutan Sultan Sayid Fuad Abdurrahman

Berdasarkan sambutan Sultan Sayid Fuad Abdurrahman, dalam padangan penulis, maka dapat mengambil makna bahwa suatu hal yang sangat penting, menjaga warisan budaya yang telah ditinggalkan oleh pendahulu. Bahwa Haul Kubro ini adalah salah satu bentuk penghargaan kepada Sultan Thaha Syaifuddin, yang telah memberikan teladan dalam mengelola kerajaan dan memelihara keharmonisan antara adat dan agama. Sehingga dapat dipahami bahwa "Haul ini adalah momen untuk mengingatkan kita bahwa keberagaman yang ada di Jambi harus dijaga dengan penuh kesungguhan. Adat kita bersendikan syariat Islam, dan syariat Islam bersendikan Kitabullah. Inilah nilai-nilai yang harus kita jaga dan aplikasikan dalam kehidupan sehari-hari".

Oleh karena itu, juga menekankan pentingnya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan alim ulama dalam menjaga kelestarian nilai-nilai luhur tersebut. "Dengan semangat gotong royong dan rasa persatuan, kita akan mampu melestarikan budaya Jambi yang telah mengakar dan menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas kita".

Acara Penuh Makna Budaya dan Religius

Haul Kubro ke-121 ini tidak hanya diisi dengan doa dan tahlil, tetapi juga sebentuk budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Jambi. Salah satunya adalah penyambutan putri-putri Jambi yang diperankan oleh siswi-siswi MAN 2 Tebo. Mereka menyiapkan dan memayungi Yang Mulia Sayid Fuad Abdurrahman. Kemudian acara dilanjutkan dengan penyerahan penyerahan Buku Sejarah Kesultanan Melayu Jambi Daarul Haq yang ditulis oleh Putra Legowo kepada Kepala Kanwil dan Wabup Tebo.

Semua yang hadir, turut berdoa dengan tertib dan khusuk. Suaranya  yang menggema di seluruh area makam, memberikan nuansa spiritual yang mendalam. Selain itu, dibacakan manaqib sejarah perjuangan dan kebijaksanaan Sultan Thaha Syaifuddin, yang ditulis oleh Putra Dipoanom.  

 

                                   

Moment tabur bunga oleh Kakanwil Kemenag Jambi dan Sultan Jambi Daarul Haq Sayid Fuad Abdurrahman

     

Penyerahan Buku Sejarah Kesultanan Melayu Jambi Daarul Haq yang ditulis oleh Putra Legowo kepada Kepala Kanwil dan Wabup Tebo.

 

Pemeliharaan Adat dan Agama

Sebagai generasi penerus ke empat dari pendahulunya Sultan Thaha Syaifuddin, Yang Mulia Sultan Sayid Fuad Abdurrahman tidak hanya bertanggung jawab terhadap kelangsungan budaya dan adat, tetapi juga berperan dalam menjaga nilai-nilai akhlak, moral, dan etika yang selaras dengan agama Islam di tengah masyarakat Jambi. Moment ini yang pertama dan penting untuk mengingat sejarah peradaban bangsa oleh anak cucu kita terhadap perjuangan Sultah Thaha Saifudin Jambi. 

Hal ini sejalan dengan semboyan Jambi, "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Adat Bersendikan Syara', Syara' Bersendikan Kitabullah," yang menjadi pedoman hidup masyarakat Jambi dalam setiap aspek kehidupan, baik dalam urusan sehari-hari, bermasyarakat, maupun dalam menjalankan ajaran agama. Semboyan ini mengandung pesan bahwa adat yang berlaku di Jambi harus selalu selaras dengan prinsip-prinsip syariat Islam yang mengutamakan keadilan, kesejahteraan, dan keharmonisan hidup.

Peningkatan Peran Budaya dan Agama di Era Modern

Haul Kubro ke-121, diinisiasi oleh kementerian Agama Provinsi Jambi, juga menjadi refleksi bagi masyarakat Jambi mengenai pentingnya peran budaya dan agama di era modern. Dalam kehidupan yang semakin maju ini, tantangan untuk mempertahankan tradisi semakin besar. Namun, dengan semangat kebersamaan dan komitmen yang tinggi dari Kementerian Agama Provinsi Jambi, Yang Mulia Sultan Sayid Fuad Abdurrahman, serta dukungan dari masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya, tradisi ini tetap dapat terjaga dan diwariskan kepada generasi berikutnya.

Kesimpulan

Haul Kubro ke-121 yang digelar dimotori oleh Kementerian Agama Provinsi Jambi. Pada situs makam, di    Kabupaten Tebo pada 27 April 2025. Rencananya akan menjadi acara rutin tahunan situs bersejarah di Provinsi Jambi. acara ini akan menjadi sebuah manifestasi dari keberlanjutan budaya dan agama yang menjadi fondasi hidup masyarakat Jambi. Dengan mengusung semboyan "Sepucuk Jambi Sembilan Lurah, Adat Bersendikan Syara', Syara' Bersendikan Kitabullah," acara ini menegaskan komitmen untuk terus menjaga dan melestarikan nilai-nilai luhur yang telah ada sejak zaman Sultan Thaha Syaifuddin hingga kini. Memperkokoh   fondasi masyarakat Jambi dengan nilai-nilai agama dan adat yang akan terus menguatkan ikatan sosial di tengah dinamika zaman yang terus berubah.

Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd. adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia.

 


Post a Comment

Previous Post Next Post