Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag, S.Pd, M.Ag
Apakah deep learning hanya istilah trendi atau
benar-benar bisa menjadi kunci transformasi madrasah? Pertanyaan ini menggema
kuat dalam gelaran Webinar Nasional #3 Agerlip PGM Indonesia yang
diselenggarakan secara virtual dan dihadiri ratusan peserta dari berbagai
daerah, Selasa (05/05/2025). Acara ini menjadi panggung kolaborasi, edukasi,
dan apresiasi bagi para pendidik madrasah yang tengah bergerak menuju
pembelajaran abad 21.
Dipandu oleh Nurul Jubaedah, S.Ag., S.Pd., M.Ag.,
Kabid Agerlip PGM Indonesia sekaligus Wakamad Kurikulum MTsN 2 Garut, webinar
ini bukan sekadar ruang berbagi teori. Ia menjelma menjadi ruang refleksi
mendalam tentang arah baru pendidikan madrasah.
Dengan tema "Pengembangan Sistem Pembelajaran
Adaptif dengan Pendekatan Pembelajaran Mendalam (Deep Learning)", para
peserta diajak mengupas cara membangun sistem belajar yang tidak hanya adaptif
secara teknologi, tetapi juga menyentuh aspek kognitif dan afektif siswa.
Acara dibuka dengan penuh khidmat melalui lantunan
Indonesia Raya dan Mars PGM Indonesia. Ketua Umum PGM Indonesia, Bapak Ir. H.
Yaya Ropandi, S.Pd.I., M.Si., dalam sambutannya menegaskan bahwa madrasah tidak
boleh ketinggalan dalam mengadopsi pendekatan pembelajaran modern.
“Deep learning
bukan sekadar kecanggihan teknologi, tapi filosofi bahwa pendidikan harus
menyentuh kedalaman nalar dan akhlak peserta didik,” ujarnya.
Salah satu momen yang paling ditunggu adalah
pengumuman pemenang Agerlip Award 2025 yang disampaikan oleh Sekjen Agerlip PGM
Indonesia, Deni Kurniawan As’ari, M.Pd. Penghargaan ini diberikan kepada
guru-guru yang aktif menulis, membagikan ide dan inovasi melalui blog, serta
berkontribusi dalam karya antologi.
Tiga kategori yang diumumkan yakni: Penulis
Web/Blog Agerlip Terproduktif, Karya Tulis Terpopuler, dan Penulis Buku
Antologi Terbaik. “Penghargaan ini bukan hanya simbol, tapi energi yang
terus menyalakan semangat literasi di lingkungan madrasah,” ujar Deni.
Sesi inti webinar dipandu oleh moderator Hj. Lilik
Fatkhu Diniyah, M.Pd., Kabid Agerlip sekaligus Kepala MI Al Iman Kota Magelang.
Para narasumber yang hadir menyampaikan beragam pendekatan deep learning, mulai
dari integrasi teknologi hingga pembelajaran berbasis proyek dan refleksi
kritis.
Para peserta terlihat antusias mengikuti paparan demi
paparan, dengan banyak pertanyaan yang masuk saat sesi diskusi.
Tantangan dan harapan pendidikan madrasah disorot dari
berbagai sudut pandang. Salah satu gagasan menarik datang dari narasumber yang
menekankan bahwa pembelajaran mendalam bukan hanya perkara konten, tetapi mindset.
Madrasah ditantang untuk menciptakan ruang belajar
yang mendorong siswa berpikir kritis, berkolaborasi, dan berani menciptakan
solusi atas masalah nyata di lingkungan mereka.
Webinar ini juga menjadi bukti nyata bahwa transformasi
pendidikan membutuhkan sinergi. Tidak hanya antara guru dan siswa, tetapi juga
antara organisasi profesi seperti PGM Indonesia dengan kebijakan pendidikan
nasional. Dalam dunia yang terus berubah, guru madrasah dituntut untuk menjadi
navigator perubahan, bukan hanya penumpang.
Penutupan acara berlangsung penuh haru dan semangat.
MC Nurul Jubaedah menutup dengan pantun:
"Jika ingin ilmu terus bertambah, jangan lelah untuk berbagi dan
belajar. Deep Learning bukan hanya istilah semata, tapi arah baru pendidikan
madrasah yang bermakna."
Webinar ini bukan sekadar acara daring. Ia adalah
langkah nyata dalam membangun ekosistem literasi digital dan pembelajaran
transformatif. Jika konsisten dilakukan, bukan mustahil madrasah akan
menjadi pionir pendidikan masa depan yang tidak hanya cerdas, tapi juga bijak
dan berdaya.
Apakah madrasah siap berubah? Melihat semangat yang
ditunjukkan dalam Webinar Nasional Agerlip ini, jawabannya: Ya, sangat siap!
Post a Comment