(66) Buku Antologi Jilid II: Kok Bisa Nulis Buku Masuk Nilai SKI? Ini Inovasi Kelas 9 MTsN 2 Garut yang Viral!

 

                                                         Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Buku bukan sekadar lembaran kertas bertinta, tetapi simbol peradaban. Di MTsN 2 Garut, buku menjadi arena pembuktian kehebatan generasi muda menembus batas pelajaran konvensional.

Melalui buku antologi berjudul Goresan Pena Sejarah Islam: 30 Kisah, 30 Pelajaran Berharga, sebanyak 30 peserta didik kelas 9 kembali menunjukkan bahwa literasi bukan hanya soal membaca dan menulis, tetapi juga strategi membangun masa depan. Inilah antologi kedua, lanjutan dari sukses tahun 2024 lalu yang telah melahirkan generasi literat dengan integritas keilmuan berbasis sejarah Islam.

Uniknya, tidak semua siswa bisa ikut menulis buku ini. Hanya mereka yang lolos seleksi ketat berupa syarat menulis 20 naskah di semester ganjil dan 15 naskah di semester genap yang diberi kesempatan. Total 35 karya tulis menjadi tiket emas untuk ikut serta dalam proyek eksklusif ini.

Seleksi ini bukan semata soal angka, tetapi bentuk pelatihan karakter berupa konsistensi, ketekunan, dan tanggung jawab dalam menyelesaikan target.

Nurul Jubaedah, S.Ag., S.Pd., M.Ag., guru Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) sekaligus editor buku ini, menyampaikan bahwa kolaborasi antara literasi dengan mata pelajaran SKI bukan hanya strategi pembelajaran, melainkan gerakan pendidikan yang relevan dengan zaman.

"Kita ingin lulusan yang tidak hanya tahu sejarah, tapi bisa menuliskannya kembali dengan perspektif mereka sendiri. Ini lebih dari sekadar hafalan. Ini tentang bagaimana ilmu membentuk karakter dan keterampilan hidup," jelasnya.

Proyek menulis buku ini merupakan bagian dari program Gerakan Literasi Madrasah (GLM) yang diterapkan secara terintegrasi. Nilai dari naskah yang ditulis siswa menjadi bagian dari nilai pengetahuan pada mata pelajaran SKI.

Sementara itu, keterampilan digital mereka diasah melalui Project Based Learning (PjBL) berupa pembuatan video edukatif tentang sejarah Islam yang juga dinilai sebagai bagian dari aspek keterampilan dalam mapel SKI.

Dengan pendekatan ini, peserta didik MTsN 2 Garut tak hanya lulus dengan ijazah, tapi juga dengan portofolio konkret: mereka telah menerbitkan buku dan membuat karya digital sejarah Islam yang bisa ditonton publik.

Ini membuktikan bahwa kurikulum tak harus kaku; bisa luwes, produktif, dan memotivasi jika didesain dengan pendekatan yang membumi dan bermakna.

Namun tak hanya soal keterampilan teknis, menurut Nurul, proses ini juga membentuk pola pikir kritis dan kebiasaan reflektif.

Saat menulis ulang kisah para nabi, sahabat, dan tokoh Islam, siswa diajak berpikir: pelajaran apa yang bisa dipetik? Apa relevansinya dengan zaman sekarang? Bagaimana nilai-nilai itu bisa diterapkan dalam kehidupan remaja masa kini?

Hasilnya luar biasa. Tak hanya siswa yang terlibat merasakan manfaatnya, para orang tua juga ikut bangga dan mendukung penuh. Salah satu wali murid menyampaikan bahwa anaknya kini lebih percaya diri dan aktif berdiskusi tentang isu-isu keislaman dan sejarah karena proses menulis membuatnya lebih paham dan punya sudut pandang sendiri.

Secara institusional, MTsN 2 Garut juga diuntungkan. Citra madrasah sebagai lembaga yang adaptif dan kreatif semakin menguat.

Dengan menampilkan karya nyata siswa berupa buku yang terbit secara profesional, madrasah membuktikan bahwa pendidikan agama bisa bersinergi harmonis dengan literasi digital dan kompetensi abad 21.

Langkah Nurul Jubaedah dan para peserta didik ini layak diapresiasi sebagai inovasi pendidikan di tingkat madrasah.

Di tengah tantangan zaman yang menuntut generasi muda memiliki kemampuan berpikir kritis, literasi tinggi, dan kemampuan digital, pendekatan ini bisa menjadi contoh praktik baik di madrasah-madrasah lainnya di Indonesia.

Akhirnya, tujuan pendidikan sejati bukan hanya mencetak siswa pintar, tapi melahirkan manusia pembelajar sepanjang hayat. Dan lewat buku antologi ini, para siswa telah selangkah lebih dekat menuju cita-cita itu.

 

 

Post a Comment

Previous Post Next Post