(73) Hasil Riset: Benarkah Gen Z Bakal Jadi Generasi Terkaya di 2035? Kalau di Amerika Bisa, Kenapa Gen Z Indonesia Masih Banyak yang Struggle?

 

                                                       Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Gen Z disebut-sebut bakal jadi generasi terkaya di dunia pada tahun 2035. Prediksi ini bukan asal-asalan, melainkan hasil riset dari Bank of America.

Menurut analisis tersebut, Gen Z akan mewarisi kekayaan besar dari generasi sebelumnya, memiliki literasi digital yang tinggi, serta didukung oleh akses pendidikan yang semakin luas dan inklusif. Tapi, apakah optimisme ini juga berlaku untuk Gen Z di Indonesia?

Mari kita bongkar faktanya satu per satu. Di Amerika, pendorong utama kekayaan Gen Z adalah "Great Wealth Transfer", yaitu perpindahan harta warisan dari generasi Baby Boomers yang diprediksi mencapai triliunan dolar.

Gen Z juga tumbuh dalam ekosistem digital yang matang, akrab dengan AI, e-commerce, hingga investasi digital sejak usia muda. Kenaikan upah minimum di berbagai sektor juga menjadi daya dorong signifikan bagi stabilitas finansial mereka.

Sementara di Indonesia, potensi Gen Z memang besar, tetapi tantangannya pun tak kalah berat. Banyak anak muda masih berjuang mencari pekerjaan tetap, membangun karier di tengah ketidakpastian, atau bahkan hanya sekadar bertahan hidup.

Ketimpangan akses terhadap pendidikan berkualitas, terbatasnya lapangan kerja formal, serta masih rendahnya literasi keuangan menjadi penghambat utama.

Namun, harapan tetap ada. Bonus demografi yang akan mencapai puncaknya dalam dekade ini memberi peluang besar bagi Gen Z Indonesia untuk unjuk gigi. Jika dikelola dengan baik, mereka bisa menjadi motor penggerak pertumbuhan ekonomi, bukan sekadar penonton dalam perubahan zaman.

Solusinya harus multidimensi dan terintegrasi. Pertama, pendidikan harus adaptif dengan kebutuhan masa depan. Kurikulum tak lagi boleh hanya fokus pada teori, tapi harus mengembangkan literasi digital, keterampilan berpikir kritis, dan manajemen finansial sejak dini. Pelajaran tentang investasi, perencanaan keuangan, dan kewirausahaan perlu masuk ke ruang kelas, bukan hanya seminar akhir pekan.

Kedua, akses terhadap pelatihan keterampilan (life skills) dan program vokasi harus diperluas dan disubsidi secara serius oleh negara. Gen Z Indonesia perlu dilengkapi dengan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan industri masa depan, seperti pengembangan perangkat lunak, analisis data, manajemen digital marketing, hingga AI dan blockchain.

Ketiga, peran sektor swasta juga tak bisa dikesampingkan. Dunia usaha harus aktif membuka ruang magang, mentoring, hingga inkubasi bisnis untuk anak muda. Bahkan, peluang usaha berbasis digital yang kini marak di media sosial bisa menjadi jembatan ekonomi jika dibarengi dengan edukasi yang tepat.

Keempat, pemerintah perlu menciptakan regulasi yang mendukung pertumbuhan ekonomi anak muda, termasuk mempermudah akses modal usaha dan melindungi hak pekerja muda di era gig economy.

Sebagai generasi yang tumbuh bersama internet, Gen Z memiliki keunggulan tersendiri dalam beradaptasi dan menciptakan peluang. Namun, tanpa dukungan sistemik dan keberpihakan kebijakan, potensi ini bisa berbalik menjadi bumerang. Kita tidak ingin generasi ini hanya menjadi pengonsumsi teknologi, tetapi juga pencipta dan pemiliknya.

Jadi, pertanyaannya bukan hanya “bisa nggak Gen Z Indonesia jadi generasi terkaya?” tetapi lebih tepatnya: "Apa yang bisa kita lakukan agar prediksi itu juga jadi nyata di sini?"

Masa depan tidak dibentuk oleh prediksi, tapi oleh persiapan. Dan Gen Z Indonesia, jika diberi peluang dan alat yang tepat, bisa lebih dari sekadar generasi terkaya mereka bisa menjadi generasi yang paling berdampak.

Demikian informasi terkini dilansir dari https://www.instagram.com/satupersenofficial/

Apakah Anda bagian dari Gen Z yang siap mengubah takdir ekonomi Indonesia? Saatnya berhenti menunggu dan mulai membangun.

Post a Comment

Previous Post Next Post