(10) Refleksi Ramadhan: Makna Hidup Bukan Sekadar Waktu, tetapi Tujuan

 Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Ramadhan bukan sekadar bulan penuh ibadah, melainkan juga momen refleksi bagi setiap insan. Di tengah perjalanan hidup, kita sering kali terjebak dalam rutinitas duniawi yang menuntut kesuksesan materi. Namun, Ramadhan mengingatkan bahwa hidup ini bukan tentang berapa lama kita hidup, tetapi untuk apa kita hidup.

Dalam hiruk-pikuk kehidupan, manusia sering mengejar umur panjang, kesehatan prima, dan kenyamanan duniawi. Banyak orang berusaha memperpanjang usia dengan pola hidup sehat, diet seimbang, serta olahraga teratur. Namun, di sisi lain, banyak pula yang lupa untuk mengisi hidup dengan makna. Betapa sering kita melihat orang yang hidup lama tetapi tanpa jejak kebaikan yang berarti. Sebaliknya, ada yang hidup singkat tetapi meninggalkan warisan kebajikan yang dikenang sepanjang masa.

Ramadhan mengajarkan bahwa kualitas hidup jauh lebih penting daripada sekadar panjang umur. Rasulullah ﷺ sendiri tidak hidup selama para nabi sebelumnya, tetapi dalam usia 63 tahun, beliau meninggalkan warisan Islam yang abadi. Para sahabat dan ulama terdahulu juga menunjukkan bahwa kebermaknaan hidup tidak diukur dari lamanya seseorang hidup, tetapi dari seberapa besar manfaat yang ia berikan bagi sesama.

Mengisi Hidup dengan Ibadah dan Amal Saleh

Puasa di bulan Ramadhan adalah salah satu cara untuk merefleksikan kembali tujuan hidup. Ketika kita menahan lapar dan dahaga, kita diingatkan bahwa kehidupan bukan sekadar memuaskan kebutuhan fisik, tetapi juga memperkaya aspek spiritual. Allah berfirman dalam Al-Qur'an:

"Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku." (QS. Adz-Dzariyat: 56)

Ayat ini menegaskan bahwa hakikat hidup adalah beribadah kepada Allah. Namun, ibadah tidak hanya terbatas pada shalat, puasa, dan zikir, tetapi juga mencakup perbuatan baik kepada sesama manusia. Bersedekah, menolong orang lain, berkata baik, dan berbagi ilmu juga merupakan bentuk ibadah yang dapat memberikan makna dalam kehidupan.

Menjadi Manusia yang Bermanfaat

Rasulullah bersabda:

"Sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi manusia lainnya." (HR. Ahmad)

Hadis ini menegaskan bahwa kebermaknaan hidup terletak pada manfaat yang kita berikan kepada orang lain. Ramadhan menjadi waktu terbaik untuk meningkatkan kepedulian sosial, baik dengan berbagi rezeki kepada fakir miskin, menyantuni anak yatim, maupun sekadar memberikan senyuman yang tulus kepada sesama.

Dalam sejarah Islam, banyak tokoh yang hidup dalam waktu singkat tetapi memiliki dampak besar. Salah satunya adalah Imam Nawawi, yang wafat di usia 45 tahun tetapi meninggalkan karya monumental seperti Riyadhus Shalihin dan Al-Majmu’. Begitu pula Syekh Ahmad Yasin, pendiri Hamas, yang menghabiskan hidupnya di kursi roda tetapi menjadi simbol perjuangan bagi umat Islam.

Kesimpulan: Mencari Ridha Allah sebagai Tujuan Hidup

Ramadhan mengajarkan bahwa hidup yang bermakna bukanlah tentang usia panjang, tetapi bagaimana kita mengisi kehidupan ini dengan kebaikan dan ketakwaan. Waktu yang kita miliki adalah anugerah dari Allah, dan sebaiknya digunakan untuk hal-hal yang mendekatkan diri kepada-Nya.

Jika hidup hanya dihabiskan untuk mengejar duniawi tanpa arah, maka kita hanya sekadar ada, tanpa benar-benar hidup. Sebaliknya, jika kita mengisi hidup dengan amal yang diridhai Allah, maka meskipun usia kita singkat, keberkahan dan pahala akan tetap mengalir bahkan setelah kita tiada.

Semoga Ramadhan kali ini menjadi titik balik bagi kita untuk lebih memahami bahwa hidup ini bukan tentang berapa lama kita hidup, tetapi tentang untuk apa kita hidup. Wallahu a’lam.

Daftar Pustaka

  1. Al-Ghazali, M. (2021). Hidup Bermakna: Refleksi Spiritual dan Keutamaan Amal Saleh. Jakarta: Pustaka Iman.
  2. Rahmat, A. (2022). Meraih Kebahagiaan Hakiki: Islam, Makna Hidup, dan Ketakwaan. Bandung: Cahaya Ilmu.
  3. Syaiful, H. (2023). Meniti Jalan Kebaikan: Tafsir Sosial tentang Makna Kehidupan dalam Islam. Yogyakarta: Lentera Hati.

Post a Comment

أحدث أقدم