Di tengah gegap gempita peringatan Hari Pendidikan
Nasional 2025, sebuah nama muncul dalam lingkaran jurnalisme pendidikan digital
Indonesia: Nurul Jubaedah, S.Ag., S.Pd., M.Ag.. Perempuan tangguh ini menerima
Sertifikat Penghargaan dari redaksi Melintas.id atas kontribusinya sebagai
penulis berita online aktif dengan capaian luar biasa: 701 artikel ditulis
dalam rentang 15 Mei 2023 hingga 30 April 2025.
Penghargaan dengan nomor: 01/B/Melintas/04/2025 ini
tidak sekadar angka—ini adalah bukti konsistensi, ketekunan, dan kecintaan pada
dunia pendidikan serta literasi publik.
Mengapa Ini Penting untuk Dunia
Pendidikan?
Nurul bukan sekadar jurnalis lepas. Ia adalah guru,
akademisi, dan aktivis literasi yang menulis bukan hanya untuk klik, tetapi
untuk membangkitkan kesadaran, menanam nilai, dan membela guru serta peserta
didik dari pinggiran hingga pusat kota.
Dalam setiap tulisannya, ia menyisipkan gagasan
perubahan pendidikan yang berpihak pada kemanusiaan, keadilan, dan keilmuan.
Apa Tujuan dan Manfaat dari
Dedikasinya?
- Mengangkat
Isu Pendidikan yang Terlupakan: Ia konsisten menyuarakan persoalan guru
honorer, madrasah terpencil, kurikulum yang timpang, hingga semangat
gotong royong di sekolah.
- Menjadikan
Guru sebagai Pelopor Literasi: Artikel-artikelnya memantik semangat
rekan-rekan guru untuk menulis, berpikir kritis, dan berbicara lewat media
digital.
- Memberikan
Informasi Berkualitas bagi Publik: Di era banjir informasi, Nurul
menyajikan artikel yang padat data, hangat narasi, dan tajam dalam
analisis.
Bagaimana Ia Bisa Menulis 701
Artikel?
Dengan latar belakang pendidikan yang kuat di bidang
agama dan pendidikan, serta pengalaman lapangan di madrasah, Nurul
menggabungkan kepekaan sosial dan kompetensi akademik dalam tulisannya. Ia juga
menggunakan pendekatan jurnalistik solutif—mengkritisi tanpa menjatuhkan, dan
menyarankan tanpa menggurui.
Disiplin, konsistensi, dan visi edukatif menjadi kunci
di balik produktivitasnya.
Apa Tantangan yang Ia Hadapi?
- Keterbatasan
waktu sebagai guru dan penulis.
- Minimnya
penghargaan terhadap jurnalisme pendidikan.
- Kritik
pedas dari berbagai pihak karena tulisan-tulisannya yang tajam.
Namun, semua itu tak mengendurkan semangatnya. Ia
menjadikan kritik sebagai vitamin, dan keterbatasan sebagai peluang.
Solusi yang Ditawarkan Lewat Tulisan
Dalam banyak artikelnya, Nurul menulis dengan
pendekatan berbasis solusi:
- Menyarankan
reformasi kebijakan guru honorer.
- Mendorong
sinergi antara madrasah dan dunia digital.
- Mengusulkan
model pendidikan berbasis nilai lokal dan spiritual.
Ia percaya bahwa tulisan adalah bentuk perlawanan
paling damai namun paling berdampak.
Pena yang Menggerakkan Dunia
Penghargaan dari Melintas.id ini adalah pengingat
bahwa pena seorang guru bisa lebih tajam dari pidato pejabat. Dalam diam dan
ketekunan, Nurul Jubaedah menyalakan cahaya perubahan lewat artikel-artikelnya.
Kini pertanyaannya:
Berapa banyak lagi guru seperti Nurul yang berani
menulis untuk bangsa? Dan kapan dunia pendidikan memberi panggung lebih luas
bagi suara mereka?
إرسال تعليق