Makna Berkurban Di (Iduladha) Dan Relevansinya Dengan Ilmu Biologi

 

Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd

Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi

Pengawas MA Kab. Muaro Jambi

Ketua III Forkom Ormas Jambi

 

Hari Raya Idul Adha, yang juga dikenal sebagai Hari Raya Kurban, merupakan salah satu hari besar dalam Islam yang dirayakan setiap tanggal 10 Dzulhijjah. Idul Adha bukan hanya momen seremonial tahunan, tetapi merupakan rutinitas ibadah yang memiliki makna spiritual yang dalam. Di samping itu, Idul Adha menjadi symbol keteladanan, karakter dan social, yaitu:


a.    Ketundukan total kepada perintah Allah, sebagaimana diteladankan oleh Nabi Ibrahim AS dan Nabi Ismail AS.

  1. Kepedulian sosial, karena daging hewan kurban dibagikan kepada yang membutuhkan.
  2. Ketaatan dan keikhlasan, sebagai bentuk implementasi nyata dari keimanan seseorang.


Seremoni ibadah yang rutin berlangsung, Idul Adha berdampak Positif terhadap Ketakwaan Umat Islam dalam hal:

  1. Menguatkan rasa tunduk dan taat kepada Allah SWT.
  2. Melatih keikhlasan dalam memberi dan berkorban.
  3. Mempererat ukhuwah melalui berbagi daging kurban kepada sesama.
  4. Mengajak refleksi diri, bahwa segala yang dimiliki hanyalah titipan yang bisa dikorbankan demi kebaikan dan ketaatan.


Sejalan dengan penjelasan tersebut, berikut ini dijelaskan kaitan dengan biologi dan ekologi.

Di balik ibadah kurban, terkandung pula ajaran penting mengenai:

a.        Etika terhadap hewan (animal welfare),

  1. Manajemen lingkungan hidup,
  2. Pengelolaan pangan dan kesehatan masyarakat, yang semuanya merupakan bagian dari ilmu biologi.


Makna berkurban di Idul Kurban (Iduladha) memiliki relevansi yang mendalam jika dikaitkan dengan ilmu biologi, khususnya dalam aspek etika, ekologi, dan konservasi hewan, serta peran manusia dalam menjaga keseimbangan alam. Berikut adalah penjelasan keterkaitannya:


a.      Makna Berkurban di Idul Kurban (Secara Umum):

Berkurban adalah ibadah yang dilakukan umat Islam dengan menyembelih hewan ternak (kambing, sapi, domba, atau unta) sebagai bentuk ketaatan kepada Allah, mengenang pengorbanan Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail. Daging hewan kurban dibagikan kepada fakir miskin dan masyarakat sekitar, sebagai wujud solidaritas sosial.


b. Relevansi dengan Ilmu Biologi:

1. Etika dalam Perlakuan terhadap Hewan (Etologi dan Etika Biologi):

a.        Dalam Islam, penyembelihan hewan harus dilakukan secara ihsan (baik dan tidak menyiksa), sesuai dengan prinsip animal welfare dalam biologi.

  1. Biologi mengajarkan pentingnya memperlakukan hewan sebagai makhluk hidup yang memiliki sistem saraf dan bisa merasakan nyeri, sehingga penyembelihan harus dilakukan secara etis dan manusiawi.


2. Siklus Energi dan Rantai Makanan:

a.        Hewan kurban merupakan bagian dari rantai makanan (konsumen primer dan sekunder).

  1. Daging yang dihasilkan memberi energi dan nutrisi (protein, lemak) kepada manusia, mendukung kelangsungan hidup dalam ekosistem manusia.


3. Konservasi dan Keseimbangan Populasi Ternak:

a.        Dalam konteks ekologi, pemeliharaan dan penyembelihan hewan kurban harus mempertimbangkan kelestarian populasi.

  1. Ilmu biologi membantu dalam pengelolaan populasi hewan kurban secara berkelanjutan, termasuk pengembangbiakan dan pakan alami.


4. Kesehatan dan Higienitas (Biologi Sel dan Mikrobiologi):

a.        Proses penyembelihan, pengelolaan daging, dan distribusi harus memperhatikan kebersihan, untuk mencegah kontaminasi mikroorganisme patogen.

  1. Biologi berperan dalam pemahaman tentang bakteri, virus, dan parasit yang dapat berkembang pada daging yang tidak higienis.

5. Interaksi Manusia dan Lingkungan (Ekologi Sosial):

a.        Berkurban mengajarkan kesadaran ekologis, bahwa manusia tidak boleh mengambil dari alam secara berlebihan.

  1. Ilmu biologi mengajak manusia untuk menjadi makhluk yang bijak dalam berinteraksi dengan alam demi keseimbangan ekosistem.


Kesimpulan Integratif dari idul adha dalam konteks  berkurban dengan biologi dalam kehidupan adalah: "Berkurban bukan hanya ritual spiritual, tapi juga momentum untuk merefleksikan peran manusia sebagai khalifah di bumi—yang bertanggung jawab terhadap kesejahteraan makhluk hidup dan kelestarian alam, sebagaimana dijelaskan dalam ilmu biologi."

Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd. adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi, yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di Indonesia.

 

 

Post a Comment

أحدث أقدم