Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag, S.Pd, M.Ag
Bagaimana mungkin seorang penulis pendatang baru
bisa melesat menjadi penulis nomor satu hanya dalam hitungan minggu? Inilah
kisah inspiratif Nurul Jubaedah, seorang guru sekaligus penulis yang kini
menjadi perbincangan hangat di kalangan kontributor Melintas.id.
Dari posisi ke-33 pada awal April, ia berhasil
menyalip puluhan penulis senior dan duduk di puncak peringkat pada Mei 2025.
Rahasianya? Bukan sekadar kerja keras, tapi kerja cerdas dengan strategi yang
tajam dan konsisten.
Dalam sehari, Nurul mampu menulis 10 hingga 26
naskah, sebuah produktivitas yang mengejutkan bahkan bagi kalangan jurnalis
profesional. Namun produktivitas tinggi saja tidak cukup.
Menurutnya, keberhasilan menembus Discovery
Google adalah faktor utama yang membuat tulisannya bisa langsung dibaca ratusan
orang dalam waktu singkat. Artikel yang masuk ke Discovery Google memiliki daya
jangkau yang luar biasa luas dan cepat menyebar di jagat maya.
Lalu, bagaimana caranya tulisan bisa masuk ke
dalam radar Google Discovery? Nurul mengungkapkan dua kunci utama: judul
yang menggigit dan visual yang kuat.
Judul bukan sekadar rangkaian kata, tapi umpan rasa ingin tahu yang memicu
klik.
Ia membiasakan diri membuat judul dalam bentuk
kalimat tanya atau menggunakan rumus 5W1H (What, Who, Where, When, Why, How),
agar pembaca merasa penasaran. Bukan judul bombastis kosong, tapi pertanyaan
yang memang dijawab secara tuntas dalam isi naskah.
Selain itu, Nurul juga sangat memperhatikan foto
pendukung. Ia selalu menyertakan gambar dengan resolusi tinggi,
relevan dengan isi tulisan, dan tidak buram. Bagi algoritma mesin pencari dan
Discovery Google, kombinasi antara konten informatif dan visual yang tajam
sangat menentukan apakah artikel akan direkomendasikan kepada lebih banyak
pembaca atau tidak.
Yang tidak kalah penting, Nurul mengakui bahwa
dirinya banyak belajar dari tulisan-tulisan para seniornya. Ia
membaca, menganalisis gaya menulis, struktur paragraf, pilihan judul, dan
topik-topik yang konsisten ramai pembaca.
Dari situlah ia membentuk gaya khasnya sendiri
naratif, membumi, tapi tetap bernyawa. Dengan mempelajari pola, ia bisa
menyusun strategi topik yang relevan, aktual, dan berpotensi viral, namun tetap
berkualitas.
“Menulis itu bukan sekadar menuangkan isi
pikiran, tapi menyusun strategi komunikasi. Saya belajar bukan hanya menulis
banyak, tapi menulis dengan arah,” ungkapnya dalam satu kesempatan wawancara
internal.
Apa yang dilakukan Nurul membuktikan bahwa dunia
kepenulisan digital tidak semata ditentukan oleh usia atau senioritas, tetapi
oleh ketekunan, kejelian membaca algoritma, dan kesediaan belajar dari siapa
pun.
Dari seorang guru daerah yang awalnya hanya iseng
mencoba, kini namanya selalu berada di baris pertama dashboard Melintas.id.
Bukan karena keberuntungan, tapi karena dedikasi yang presisi.
Fenomena ini sekaligus menjadi kritik halus bagi
para penulis lain yang stagnan karena terlalu percaya pada nama besar, namun
kurang adaptif terhadap dinamika platform digital. Sementara itu, Nurul
Jubaedah justru masuk dengan energi baru, membawa semangat menulis sebagai
bentuk dakwah dan pengaruh sosial.
Bagi pembaca dan penulis pemula, kisah ini
menyimpan solusi praktis: ingin tulisan Anda melejit? Fokuslah pada judul yang
menggoda rasa ingin tahu, padukan dengan gambar jernih, dan jangan pernah
berhenti membaca tulisan orang lain. Karena dari sana, kita bisa belajar ritme,
tren, dan cara bertahan di dunia tulis-menulis yang sangat kompetitif.
Jika dalam satu bulan seseorang bisa melompat
dari posisi ke-33 ke peringkat 1, lalu apa yang menghalangi Anda mencoba hari
ini juga?
إرسال تعليق