(58) Jangan Dibaca! Apa Rahasia Nurul Jubaedah Jadi Penulis No.1 di Melintas.id dalam Sebulan? Ini Kiat Tembus Google Discovery dan Loncat dari Urutan 33 ke Puncak!

 

                                               Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag, S.Pd, M.Ag

Bagaimana mungkin seorang penulis pendatang baru bisa melesat menjadi penulis nomor satu hanya dalam hitungan minggu? Inilah kisah inspiratif Nurul Jubaedah, seorang guru sekaligus penulis yang kini menjadi perbincangan hangat di kalangan kontributor Melintas.id.

Dari posisi ke-33 pada awal April, ia berhasil menyalip puluhan penulis senior dan duduk di puncak peringkat pada Mei 2025. Rahasianya? Bukan sekadar kerja keras, tapi kerja cerdas dengan strategi yang tajam dan konsisten.

Dalam sehari, Nurul mampu menulis 10 hingga 26 naskah, sebuah produktivitas yang mengejutkan bahkan bagi kalangan jurnalis profesional. Namun produktivitas tinggi saja tidak cukup.

Menurutnya, keberhasilan menembus Discovery Google adalah faktor utama yang membuat tulisannya bisa langsung dibaca ratusan orang dalam waktu singkat. Artikel yang masuk ke Discovery Google memiliki daya jangkau yang luar biasa luas dan cepat menyebar di jagat maya.

Lalu, bagaimana caranya tulisan bisa masuk ke dalam radar Google Discovery? Nurul mengungkapkan dua kunci utama: judul yang menggigit dan visual yang kuat. Judul bukan sekadar rangkaian kata, tapi umpan rasa ingin tahu yang memicu klik.

Ia membiasakan diri membuat judul dalam bentuk kalimat tanya atau menggunakan rumus 5W1H (What, Who, Where, When, Why, How), agar pembaca merasa penasaran. Bukan judul bombastis kosong, tapi pertanyaan yang memang dijawab secara tuntas dalam isi naskah.

Selain itu, Nurul juga sangat memperhatikan foto pendukung. Ia selalu menyertakan gambar dengan resolusi tinggi, relevan dengan isi tulisan, dan tidak buram. Bagi algoritma mesin pencari dan Discovery Google, kombinasi antara konten informatif dan visual yang tajam sangat menentukan apakah artikel akan direkomendasikan kepada lebih banyak pembaca atau tidak.

Yang tidak kalah penting, Nurul mengakui bahwa dirinya banyak belajar dari tulisan-tulisan para seniornya. Ia membaca, menganalisis gaya menulis, struktur paragraf, pilihan judul, dan topik-topik yang konsisten ramai pembaca.

Dari situlah ia membentuk gaya khasnya sendiri naratif, membumi, tapi tetap bernyawa. Dengan mempelajari pola, ia bisa menyusun strategi topik yang relevan, aktual, dan berpotensi viral, namun tetap berkualitas.

“Menulis itu bukan sekadar menuangkan isi pikiran, tapi menyusun strategi komunikasi. Saya belajar bukan hanya menulis banyak, tapi menulis dengan arah,” ungkapnya dalam satu kesempatan wawancara internal.

Apa yang dilakukan Nurul membuktikan bahwa dunia kepenulisan digital tidak semata ditentukan oleh usia atau senioritas, tetapi oleh ketekunan, kejelian membaca algoritma, dan kesediaan belajar dari siapa pun.

Dari seorang guru daerah yang awalnya hanya iseng mencoba, kini namanya selalu berada di baris pertama dashboard Melintas.id. Bukan karena keberuntungan, tapi karena dedikasi yang presisi.

Fenomena ini sekaligus menjadi kritik halus bagi para penulis lain yang stagnan karena terlalu percaya pada nama besar, namun kurang adaptif terhadap dinamika platform digital. Sementara itu, Nurul Jubaedah justru masuk dengan energi baru, membawa semangat menulis sebagai bentuk dakwah dan pengaruh sosial.

Bagi pembaca dan penulis pemula, kisah ini menyimpan solusi praktis: ingin tulisan Anda melejit? Fokuslah pada judul yang menggoda rasa ingin tahu, padukan dengan gambar jernih, dan jangan pernah berhenti membaca tulisan orang lain. Karena dari sana, kita bisa belajar ritme, tren, dan cara bertahan di dunia tulis-menulis yang sangat kompetitif.

Jika dalam satu bulan seseorang bisa melompat dari posisi ke-33 ke peringkat 1, lalu apa yang menghalangi Anda mencoba hari ini juga?

Post a Comment

أحدث أقدم