Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab. Muaro Jambi
Ketua
III Forkom Ormas Jambi
Pendidikan terpadu antara ilmu agama dan sains merupakan karakteristik khas dari lembaga pendidikan berbasis pondok pesantren. Artikel ini mengkaji implementasi integrasi antara materi Thaharah (bersuci) dari pelajaran Fikih dengan materi Ekosistem dari mata pelajaran Biologi pada kelas X Madrasah Aliyah. Integrasi ini dilatarbelakangi oleh kesamaan substansi yaitu air, kebersihan, dan kelestarian lingkungan sebagai bagian dari ibadah dan tanggung jawab ekologis.
Melalui pendekatan interdisipliner, siswa tidak hanya memahami
fungsi air secara spiritual dan ilmiah, tetapi juga terdorong untuk menjaga
lingkungan sebagai bentuk pengamalan nilai agama. Hasil implementasi
menunjukkan peningkatan pemahaman konseptual, sikap tanggung jawab terhadap
kebersihan lingkungan, serta keterampilan berpikir kritis siswa. Model ini
direkomendasikan untuk diadaptasi di madrasah lain dalam mendukung kurikulum
Merdeka Belajar berbasis integrasi ilmu.
Kata
kunci: integrasi, thaharah, ekosistem,
interdisipliner, pondok pesantren.
Pendahuluan
Pondok
pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam tidak hanya menekankan pemahaman
terhadap ilmu agama, namun juga mendorong penguasaan ilmu pengetahuan umum.
Salah satu tantangan utama pendidikan madrasah adalah menjembatani antara dua
disiplin ilmu ini secara bermakna dalam proses pembelajaran.
Salah
satu peluang integrasi dapat diterapkan pada materi thaharah dalam
pelajaran Fikih dan materi ekosistem dalam pelajaran Biologi. Keduanya
memiliki benang merah yaitu air, kebersihan, dan kesucian
lingkungan. Thaharah mengajarkan pentingnya menjaga kesucian tubuh dan
lingkungan sebagai syarat sah ibadah, sedangkan Biologi memandang kebersihan
lingkungan sebagai upaya menjaga keseimbangan ekosistem.
Pendekatan
ini sejalan dengan semangat Kurikulum Merdeka dan implementasi kurikulum
berbasis cinta yang mendorong pembelajaran kontekstual, lintas disiplin, serta
penguatan karakter peserta didik. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk
mendeskripsikan implementasi integrasi materi Thaharah dan Ekosistem di kelas X
Madrasah Aliyah dalam konteks pondok pesantren.
Deskripsi
ini menggambarkan penggunaan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
metode studi lapangan dan refleksi pembelajaran. Kegiatan dilakukan pada kelas
X Madrasah Aliyah pada satuan pendidikan dalam pondok pesantren.
Langkah-langkah
integrasi dalam pembelajaran meliputi:
- Perencanaan
kolaboratif guru Fikih dan Biologi
- Penyusunan modul
integratif berbasis proyek dan observasi lapangan
- Pelaksanaan
pembelajaran kolaboratif selama 2 kali pertemuan
- Evaluasi kognitif,
afektif, dan psikomotorik siswa
Instrumen
yang digunakan meliputi observasi kelas, lembar kerja siswa (LKS), angket
sikap, dan tes pemahaman konsep.
1.
Perpaduan Materi
Guru
Fikih menjelaskan jenis-jenis air dalam Islam (air mutlak, musta’mal,
mutanajjis, dll), sementara guru Biologi menjelaskan klasifikasi air dalam
ekosistem (air permukaan, tanah, dan siklus air). Kesamaan pokok bahasan
menjadi titik temu yang kuat untuk pembelajaran terintegrasi.
2.
Aktivitas Pembelajaran
Siswa
diajak mengobservasi sumber air di sekitar pondok pesantren, seperti sumur dan
kolam. Mereka diminta menganalisis:
a.
Apakah air tersebut suci
dan menyucikan?
- Bagaimana dampak
pencemaran terhadap kelangsungan ekosistem?
- Apa pengaruh
kebersihan air terhadap pelaksanaan ibadah?
Diskusi
dilanjutkan dengan mengkaji ayat Al-Qur'an:
“Dan
Kami turunkan dari langit air yang suci menyucikan”
(QS. Al-Furqan: 48)
3.
Peningkatan Karakter dan Literasi Sains-Islam
Siswa
menunjukkan peningkatan dalam pemahaman konseptual dan sikap menjaga
lingkungan. Mereka menyadari bahwa menjaga kesucian air tidak hanya penting
untuk ibadah, tetapi juga untuk menjaga keberlangsungan makhluk hidup.
4.
Proyek Tindakan Nyata
Sebagai
tindak lanjut, siswa membuat kampanye “Air Bersih untuk Ibadah dan Lingkungan”
berupa poster dan video. Ini memperkuat dimensi afektif dan psikomotorik
pembelajaran.
Integrasi
antara materi Thaharah dan Ekosistem pada kelas X Madrasah Aliyah terbukti
efektif dalam menumbuhkan pemahaman lintas disiplin, sikap religius, dan
kepedulian lingkungan. Pendekatan ini dapat menjadi model pembelajaran
integratif di madrasah lain, khususnya dalam lingkungan pesantren yang
mendukung nilai-nilai spiritual dan ekologis sekaligus.
Implementasi
ini juga menjawab kebutuhan pendidikan masa kini yang menekankan kolaborasi
antar mata pelajaran, penguatan karakter, dan relevansi pembelajaran dengan
kehidupan nyata.
Berdasarkan
pendapat tersebut, bagaimana implementasinya?
Berikut
ini contoh implementasi bersama siswa.
IMPLEMENTASI
DI KELAS (DESAIN PEMBELAJARAN TERINTEGRASI)
Kompetensi
Dasar
- Fiqih:
Memahami macam-macam air dan cara bersuci sesuai syariat.
- Biologi:
Mendeskripsikan komponen ekosistem dan interaksinya.
Tujuan
Pembelajaran
Siswa
mampu:
- Menjelaskan jenis-jenis
air menurut syariat dan fungsinya untuk thaharah.
- Menjelaskan jenis
air dari sisi ekologi dan peranannya dalam ekosistem.
- Mengidentifikasi
pencemaran air dan dampaknya terhadap ekosistem dan thaharah.
- Mengambil sikap
menjaga kesucian air dan lingkungan sekitar sebagai wujud iman dan
kepedulian ekologis.
Kegiatan
Pembelajaran
Tahapan |
Kegiatan Fiqih |
Kegiatan Biologi |
Integrasi |
Pendahuluan |
Guru
mengaitkan pentingnya bersuci dalam ibadah |
Guru
menampilkan video tentang pencemaran air |
Diskusi:
Apakah air tercemar bisa digunakan untuk bersuci? |
Inti |
Identifikasi
air suci dan menyucikan |
Identifikasi
jenis air di ekosistem (air tanah, sungai, danau) |
Analisis:
air sungai di sekitar pondok—apakah suci dan menyucikan? |
Studi
hadis/ayat tentang thaharah |
Studi
dampak pencemaran terhadap makhluk hidup |
Kajian
ayat Al-Qur'an: wa anzalna minas-samā’i mā’an ṭahūra (QS Al-Furqan: 48) |
|
Penutup |
Refleksi:
pentingnya menjaga kesucian air |
Refleksi:
menjaga ekosistem untuk keberlangsungan hidup |
Kesimpulan:
menjaga air = menjaga ibadah + menjaga lingkungan |
Penugasan
Terintegrasi
a.
Observasi air
di sekitar pondok (sumur, kolam, sungai): tulis kondisi air, suci atau tidak,
dan pengaruhnya terhadap ekosistem.
- Kampanye kebersihan
air: siswa membuat poster atau video
ajakan menjaga air suci dan bersih dari perspektif agama dan sains.
Asesmen
a.
Kognitif:
Tes tertulis tentang jenis air menurut fiqih dan fungsi air dalam ekosistem.
- Afektif:
Penilaian sikap kepedulian terhadap kebersihan air dan lingkungan.
- Psikomotorik:
Proyek observasi atau kampanye lingkungan.
Integrasi
thaharah dan ekosistem bukan hanya pendekatan
lintas ilmu, tetapi bentuk nyata pendidikan Islam holistik. Di pondok
pesantren, ini dapat memperkuat nilai ibadah, ilmu, dan amal secara
bersamaan. Memperdalam makna dan pengayaan. Memperluas pengetahuan dan yang
terpenting implementasi dalam kehidupans ehari-hari, menjadi karakter dalam
masyarakat.
Daftar
Pustaka
Campbell, N. A. et al. (2012). Biology: Concepts
& Connections. Pearson Education.
Departemen Agama RI. (2005). Fikih
untuk Madrasah Aliyah Kelas X. Jakarta: Dirjen Kemenag.
Mulyasa, E. (2017). Pengembangan
dan Implementasi Kurikulum 2013. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Zuhdi, M. (2021). Pendidikan Islam
Integratif: Tantangan dan Peluang. Jurnal Tarbiyatuna, 14(2), 215-230.
Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan. (2021). Panduan Pembelajaran Berdiferensiasi dalam Kurikulum
Merdeka. Jakarta: Kemendikbudristek.
|
Bionarasi : Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd.
adalah seorang pendidik yang berdedikasi dalam pengembangan pendidikan di
madrasah. Sebagai guru Biologi di MAN Insan Cendekia Jambi dan
bertransformasi ke pendamping madrasah, ia aktif membimbing guru dalam
meningkatkan kualitas pembelajaran. Selain itu, ia juga merupakan aktivis
organisasi profesional PGM IND, PPMN, IGI, APSI, APMI, Forkom Ormas Jambi,
yang berkontribusi dalam berbagai forum pendidikan. Sebagai penulis, Dr. Aty
telah menghasilkan berbagai karya di bidang pendidikan dan manajemen
pendidikan, yang menjadi referensi bagi pendidik dan praktisi pendidikan di
Indonesia. |
إرسال تعليق