Oleh: Dr. Aty Mulyani, S.Ag., S.Pd., M.Pd
Ketua Umum PGM Ind Wil. Jambi
Pengawas MA Kab. Muaro Jambi
Ketua
III Forkom Ormas Jambi
A. Pentingnya
Integrasi Kurikulum Pondok Pesantren dan Sekolah
Integrasi antara kurikulum pondok pesantren dengan
kurikulum sekolah sangat penting dalam rangka membentuk peserta didik yang berpengetahuan
luas, religius, dan siap menghadapi tantangan zaman. Pesantren selama ini
dikenal sebagai lembaga pendidikan yang kuat dalam pendidikan karakter dan
keagamaan, sedangkan sekolah (umumnya di bawah naungan Kemdikbud atau
Kemenag) mengedepankan kompetensi akademik dan kecakapan hidup abad 21.
Semua
lembaga pendidikan harus memiliki kekhasan dan nilai jual yang tinggi untuk
dapat bersaing dengan kerasnya dunia persaingan. Termasuk bagaimana pendidikan
di dalam opersionalnya tidak mendikotomikan pengetahuan. Karena menurut Azra (2019), tantangan dunia
pendidikan modern adalah bagaimana menggabungkan ilmu agama dan ilmu umum dalam
satu sistem pembelajaran yang seimbang agar tidak menghasilkan generasi yang
"terpecah" secara keilmuan dan kepribadian.
Kurikulum
terpadu di lembaga pendidikan sangat penting untuk memberikan pengalaman yang
bermakna secara kontruktivistik , dapat membangun pengetahuan yang relevan
dengan dunia kerja. Relevan dengan pendapat Zuhairini et al. (2019) tentang kurikulum terpadu di pondok
pesantren.
Integrasi
kurikulum ini dapat:
a.
Meningkatkan efisiensi
dan efektivitas pembelajaran bagi santri/murid.
- Menciptakan keselarasan
antara ilmu duniawi dan ukhrawi, antara sains dan iman.
- Mendorong inklusivitas
pendidikan yang menyesuaikan perkembangan zaman tanpa kehilangan akar
keislaman.
- Memperkuat profil
pelajar Pancasila sekaligus nilai-nilai keislaman dan kebangsaan.
B. Bentuk
Integrasi Kurikulum
Integrasi
kurikulum dapat dibentuk dalam beberapa model berikut:
a.
Model Paralel
Kurikulum
pesantren dan sekolah dijalankan secara terpisah namun dalam satu institusi
dan jadwal yang sinkron. Misalnya, pagi untuk kurikulum nasional (Mapel
IPA, Matematika, Bahasa, dll), sore/malam untuk kurikulum diniyah (kitab
kuning, fiqih, nahwu, dsb).
b.
Model Terpadu (Integrated Curriculum)
Muatan
kurikulum agama dan umum digabungkan dalam tema atau topik tertentu. Misalnya,
dalam mata pelajaran Biologi, ada integrasi nilai-nilai Qur’ani atau hadits.
Perlu untuk ke tiga komponen pembelajaran. Hal ini sesuai dengan pendapat Muhaimin (2017), integrasi ini perlu menyentuh
ranah konten (isi), metode, dan tujuan.
c.
Model Kolaboratif
Guru
pesantren dan guru sekolah berkolaborasi merancang perangkat ajar,
menyusun projek lintas kurikulum, atau merancang pembelajaran
berbasis proyek keagamaan dan ilmiah.
C.
Implementasi Integrasi Kurikulum
a.
Perencanaan
1.
Penyusunan visi-misi
dan tujuan bersama antara pesantren dan sekolah.
- Pembentukan tim
kurikulum terpadu yang terdiri dari pengasuh pesantren, guru agama,
dan guru umum.
- Penyusunan modul
ajar terpadu, misalnya mengaitkan pelajaran Biologi dengan konsep
Thaharah, atau Matematika dengan zakat.
b.
Pelaksanaan
1.
Jadwal dibuat sinkron
agar tidak terjadi bentrok antar kurikulum.
- Guru dilatih untuk menguasai
pendekatan integratif, termasuk literasi agama dan sains.
- Proyek pembelajaran
seperti “sains dalam Al-Qur’an”, “kebersihan lingkungan sebagai
bentuk iman”, dan lain-lain.
c.
Penilaian
1.
Penilaian disusun secara
integratif: kognitif, afektif, dan psikomotor.
- Digunakan rubrik
nilai keislaman dalam penilaian proyek atau ujian.
d.
Pengembangan Profesional
1.
Pelatihan rutin
bagi guru dalam mengelola pembelajaran integratif.
- Kegiatan MGMP
gabungan antara guru pesantren dan
sekolah umum.
Contoh
Implementasi Nyata
Relevan
dengan pendapat Latifah.L (2020) Model Integrasi Kurikulum di Pondok Pesantren
Modern. Di beberapa pondok pesantren modern seperti Gontor dan Darunnajah,
kurikulum sekolah dan diniyah disusun dalam satu sistem yang tidak dikotomis,
bahkan santri belajar sains dan agama dalam satu konteks keilmuan.
Sementara
itu, program Madrasah Aliyah Program Keagamaan (MAPK) Kemenag juga sudah
menerapkan integrasi semacam ini, di mana santri mendapatkan pelajaran tafsir,
ushul fiqih, tetapi juga Biologi, Kimia, dan Bahasa Inggris secara seimbang dan
terpadu. Upaya-upaya tersebut, merupakan strategi menciptakan generasi unggul (Nurkholis, 2022).
Kesimpulan
Integrasi
kurikulum pondok pesantren dan sekolah bukan sekadar strategi administratif,
tetapi merupakan upaya sistemik dalam membangun generasi berilmu, berakhlak,
dan siap menghadapi tantangan zaman. Dengan implementasi yang terencana dan
kolaboratif, integrasi ini tidak hanya mungkin, tetapi sangat strategis untuk
masa depan pendidikan Islam di Indonesia.
Literatur
Azra,Azyumardi (2019). Pendidikan Islam: Tradisi dan Modernisasi di
Tengah Tantangan Milenium III. Kencana.
Latifah, L. (2020).
Model Integrasi Kurikulum di Pondok
Pesantren Modern. Tadrib: Jurnal
Pendidikan Agama Islam, 8(1).
Muhaimin. (2017).
Pengembangan Kurikulum Pendidikan Islam: Teori dan Praktik. Jakarta:
Raja Grafindo Persada.
Nurkholis. (2022).Pendidikan Islam dan
Tantangan Globalisasi: Pendekatan Integratif.
Jurnal Al-Tadzkiyah, 13(2).
Zuhairini et al. (2019).
Kurikulum Terpadu di Lembaga Pendidikan
Islam. Jurnal Pendidikan Islam Vol. 5(2).
إرسال تعليق