Push Rank Bisa Bikin Anjlok

 

Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag.,S.Pd.,M.Ag

Wakil Kepala Bidang Kurikulum MTsN 2 Garut

Kabid Humas AGERLIP PGM Indonesia

(Naskah ke 127)


Suatu malam di sudut kamar yang redup, seorang remaja tenggelam dalam layar ponsel. Jarum jam menunjukkan pukul dua pagi, namun tangannya masih sibuk bermain game. Mata merah, pundak pegal, dan kepala berat. Di dunia digital, ia mungkin sedang menang. Tapi di dunia nyata, ia perlahan kalah.

 

Fenomena push rank sampai subuh bukan hal baru. Banyak remaja tergoda oleh keseruan event terbatas, misi harian, atau sekadar kebanggaan naik peringkat. Namun, euforia kemenangan di layar bisa membawa dampak besar yang jarang disadari.

 

Tidur Rusak, Hidup Ikut Berantakan

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) menyebutkan remaja butuh tidur 8–10 jam tiap malam. Tapi, waktu itu sering tergeser demi main game. Hasilnya? Tubuh lelah, konsentrasi menurun, emosi tidak stabil, hingga sistem imun menurun. Kementerian Kesehatan juga menegaskan, begadang bisa memicu penyakit karena imun tubuh terganggu.

 

Dampak Fisik Nyata, Tapi Dianggap Biasa

Duduk lama tanpa jeda memperburuk postur tubuh. Mata kering karena menatap layar, nyeri punggung, hingga kenaikan berat badan karena minim gerak mulai terasa. Dalam jangka panjang, ini bisa berkembang menjadi gangguan serius seperti Computer Vision Syndrome atau Gaming Disorder, gangguan mental yang diakui WHO.

 

Mental Terkikis, Emosi Melemah

Dampak mental jauh lebih dalam. Banyak remaja merasa kosong jika tak bermain. Perasaan cemas, depresi ringan, hingga emosi tak stabil muncul akibat kalah atau performa buruk. Interaksi sosial pun menurun karena lebih memilih dunia maya ketimbang ngobrol dengan keluarga.

Jika kamu lebih peduli skor game daripada suara ibu yang memanggil makan, itu tanda bahaya yang tak boleh diabaikan.

 

Main Game Boleh, Tapi Jangan Sampai Jadi Tuan

Bermain game bukan hal salah. Tapi jika kesehatan, waktu, dan relasi sosial jadi korban, itu jadi masalah besar. Studi dari National Institute on Media and the Family menunjukkan, anak yang main game lebih dari 3 jam sehari berisiko alami gangguan akademik dan perilaku. UGM pun mencatat, 1 dari 4 remaja yang bermain lebih dari 4 jam menunjukkan gejala depresi ringan.

 

Masih serukah jika yang dikorbankan adalah masa depanmu?

 

Lawan Kecanduan dengan Langkah Kecil

Jika merasa terjebak dalam rutinitas ini, mulailah ubah kebiasaan:

  • Batasi main game maksimal 2 jam sehari
  • Tidur teratur dan tepat waktu
  • Gunakan alarm sebagai pengingat berhenti
  • Bergerak atau olahraga ringan setelah bermain
  • Sempatkan ngobrol tanpa layar bersama orang terdekat

 

Kamu tak harus berhenti main, tapi pastikan kamu yang mengatur game, bukan sebaliknya.

 

Menang di Dunia Nyata Lebih Berarti

Push rank memang bikin bangga. Tapi push nilai, push potensi, dan push masa depan jauh lebih berharga. Jangan biarkan layar 5 inci memperkecil dunia nyatamu.

 

Jika kamu merasa artikel ini relate, tag temanmu yang masih sering push rank sampai subuh. Jangan biarkan keseruan semu itu perlahan merampas hidup mereka.

 

 

Post a Comment

أحدث أقدم