(54) AGERLIP Webinar Nasional: Mengapa Deep Learning Dianggap Jalan Pintas Menuju Pendidikan Berkualitas Abad 21?

 

                                                   Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag, S.Pd, M.Ag

Pendidikan Indonesia terus bergerak dinamis menjawab tantangan zaman. Dalam webinar nasional yang digelar oleh Agerlip (Asosiasi Guru Edukasi Literasi dan Inovasi Pembelajaran), terungkap bahwa pembelajaran mendalam atau deep learning bukan sekadar tren, melainkan kebutuhan strategis untuk menyiapkan generasi masa depan yang kompeten, kreatif, dan berdaya saing global.

Kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sejak 2020 mendorong transformasi ekosistem pendidikan, mulai dari penguatan karakter, pembelajaran berbasis proyek, hingga evaluasi autentik. Namun, pertanyaan penting muncul: bagaimana mengubah praktik pengajaran agar benar-benar berdampak pada kemampuan berpikir kritis siswa? Di sinilah konsep deep learning menjadi kunci.

Deep learning dalam konteks pendidikan bukan sekadar penggunaan teknologi canggih atau perangkat lunak pintar, melainkan pendekatan pembelajaran yang mendorong pemahaman konseptual mendalam, transfer pengetahuan lintas konteks, dan kolaborasi bermakna. Pembelajaran tidak lagi berfokus pada hafalan, tetapi pada kemampuan mengaitkan pengetahuan dengan situasi nyata, mengembangkan solusi, dan membentuk pola pikir reflektif.

Paparan yang disampaikan dalam webinar menunjukkan bahwa pembelajaran mendalam menuntut adanya perubahan signifikan pada peran guru. Guru bukan lagi pusat informasi, melainkan fasilitator yang menciptakan situasi belajar aktif. Ini menuntut kapasitas guru untuk merancang aktivitas autentik, melakukan asesmen formatif yang adaptif, dan terus merefleksikan praktik pengajarannya.

Selain itu, tantangan lain muncul pada tataran kebijakan dan dukungan sistem. Infrastruktur pembelajaran digital, pelatihan guru berbasis praktik baik, serta kolaborasi antar pemangku kepentingan menjadi prasyarat mutlak. Tanpa itu, gagasan pembelajaran mendalam hanya akan menjadi jargon tanpa realisasi di ruang kelas.

Webinar juga menyoroti pentingnya integrasi deep learning dalam Kurikulum Merdeka melalui proyek-proyek Profil Pelajar Pancasila (P5). Proyek ini dianggap sebagai wahana yang tepat untuk mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, empati sosial, dan kepedulian lingkungan. Namun, pelaksanaannya masih menghadapi hambatan berupa minimnya pemahaman konseptual guru, keterbatasan waktu, dan kurangnya dukungan kebijakan di tingkat sekolah.

Salah satu solusi yang ditawarkan adalah membentuk komunitas praktisi pembelajaran mendalam di tingkat satuan pendidikan. Komunitas ini dapat menjadi ruang berbagi praktik, refleksi bersama, dan pengembangan profesional guru secara berkelanjutan. Lebih dari sekadar pelatihan teknis, penguatan komunitas ini menjadi cara konkret menjawab tantangan implementasi pembelajaran yang bermakna.

Tujuan akhir dari pembelajaran mendalam bukanlah sekadar menghasilkan nilai akademik tinggi, tetapi menumbuhkan pembelajar sejati yang mampu belajar sepanjang hayat. Manfaatnya pun meluas, tidak hanya pada peserta didik, tetapi juga mendorong perubahan budaya sekolah yang lebih kolaboratif, inklusif, dan inovatif.

Pendidikan abad ke-21 membutuhkan lebih dari sekadar kurikulum baru ia menuntut perubahan cara berpikir dan bertindak. Webinar Agerlip mengingatkan bahwa deep learning adalah proses yang tidak instan, tetapi investasi jangka panjang yang menjanjikan. Bila dijalankan dengan komitmen kolektif dan dukungan sistemik, pembelajaran mendalam bisa menjadi titik balik bagi kualitas pendidikan Indonesia.

Alih-alih mengejar capaian kognitif semata, kini saatnya pendidikan Indonesia menaruh perhatian pada proses pembelajaran yang membentuk karakter, kreativitas, dan kecakapan berpikir kritis. Sebab, hanya dengan cara itu kita bisa membekali generasi masa depan untuk menghadapi ketidakpastian dunia yang terus berubah.

Post a Comment

أحدث أقدم