(55) AGERLIP Webinar Nasional 3: Bagaimana Pendamping Madrasah Bisa Menjadi Kunci Revolusi Pembelajaran Mendalam di Tengah Krisis Mutu Pendidikan?

 

                                                   Oleh Nurul Jubaedah, S.Ag, S.Pd, M.Ag

Di tengah tantangan krisis mutu pendidikan dan rendahnya hasil asesmen nasional maupun PISA, konsep “Pembelajaran Mendalam” menjadi jawaban strategis yang diusung Kementerian Agama. Namun, gagasan ini tak akan berjalan tanpa elemen kunci yang kerap luput disorot: pendamping madrasah. Siapa sangka, mereka bukan sekadar fasilitator teknis, tetapi agen transformasi yang mampu mengubah wajah pendidikan dari dalam.

Permasalahan pendidikan madrasah tak bisa dianggap sepele. Keterbatasan sumber daya, pemahaman konsep yang belum merata, hingga budaya pembelajaran yang masih berorientasi pada hafalan menjadi penghambat utama.

Pendamping madrasah hadir sebagai penggerak perubahan yang menjembatani kebijakan dan implementasi konkret di ruang kelas. Dengan tugas meliputi coaching, mentoring, consulting, facilitating, dan training, pendamping tak hanya membekali guru dengan strategi, tapi juga menanamkan cara berpikir baru.

Mengacu pada PermenpanRB 21/2024 dan Perdirjen GTK 7328/2023, pendamping madrasah diposisikan sebagai tokoh sentral dalam penguatan kompetensi guru dan transformasi sistem pembelajaran.

Mereka tidak hanya memastikan guru memahami rencana pembelajaran yang efektif, tetapi juga membimbing penyusunan kurikulum kontekstual, mengembangkan strategi asesmen mendalam, dan memanfaatkan teknologi digital untuk efisiensi dan efektivitas proses belajar mengajar.

Mengapa peran ini begitu vital? Karena pembelajaran mendalam bukan sekadar pendekatan baru, melainkan budaya belajar yang memuliakan potensi manusia. Peserta didik tidak hanya diajak memahami materi, tetapi dilibatkan secara aktif, disadarkan untuk belajar mandiri, serta diarahkan menjadi pemikir kritis dengan keterampilan lintas disiplin.

Di sinilah pendamping memegang peranan penting: membina guru agar mampu menjadi fasilitator pembelajaran yang humanis, kreatif, dan adaptif terhadap perubahan zaman.

Namun, idealisme saja tidak cukup. Tantangan di lapangan seperti minimnya pelatihan, tidak meratanya alokasi anggaran, serta kurangnya kolaborasi antara pendamping dan pemangku kebijakan sering kali membuat peran mereka tidak optimal.

Dibutuhkan sistem pendampingan yang terstruktur, pelatihan berkelanjutan, serta penguatan monitoring dan evaluasi yang konkret. Kuesioner kepuasan guru, laporan berkala, hingga telaah instrumen monitoring harus dilakukan secara sistematis untuk memastikan pembelajaran mendalam berjalan efektif dan bermakna.

Kisah sukses beberapa madrasah yang mengalami peningkatan kualitas pembelajaran membuktikan bahwa peran pendamping bukan sekadar formalitas. Komitmen kepala madrasah, dukungan orang tua, dan kolaborasi antar guru yang diperkuat oleh pendamping berdampak langsung pada semangat belajar peserta didik, termasuk meningkatnya partisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler dan kokurikuler.

Optimalisasi peran pendamping bukan hanya soal individu, tapi tentang ekosistem. Pemerintah perlu memastikan dukungan kebijakan yang konkret: alokasi anggaran yang memadai, standar pelayanan pendidikan yang terukur, dan pelibatan masyarakat sebagai mitra aktif.

Madrasah sebagai lembaga pendidikan harus menjadi ruang kolaboratif, bukan hanya bagi guru dan siswa, tetapi juga bagi pendamping yang bekerja di belakang layar.

Kesimpulannya, menjadikan pendamping madrasah sebagai garda depan transformasi pendidikan adalah langkah strategis yang sudah seharusnya diperkuat secara nasional. Di tengah visi Indonesia Emas 2045 dan bonus demografi yang menanti, investasi pada pendamping madrasah adalah investasi pada masa depan.

Tak cukup sekadar perubahan kurikulum, Indonesia butuh perubahan budaya belajar dan itu dimulai dari mereka yang mendampingi di akar rumput.

Apakah madrasah Anda sudah punya pendamping yang digdaya? Atau masih berjalan sendiri menavigasi kompleksitas pembelajaran zaman kini? Inilah saatnya menjadikan pendamping madrasah sebagai mitra strategis, bukan pelengkap administratif semata.

Post a Comment

أحدث أقدم